Tektonik Lempeng Dalam Al Qur'an



QS. An-Nahl 16:15
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”

QS. An-Naml 27:88
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Anggapan lama pernah ada pada abad-abad yang lampau bahwa bumi adalah sesuatu yang rigid atau kaku sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang tetap tidak berpindah-pindah. Setelah ditemukannya benua Amerika dan dilakukan pemetaan pantai di Amerika dan Eropa ternyata terdapat kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik. Hal ini menjadi titik tolak dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan tetapi selalu bergerak. 

Konsep-konsep ini dibagi menjadi tiga menurut perkembangannya (Van Krevelen, 1993) :

1. Konsep yang menerangkan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh peristiwa yang katastrofik dalam sejarah bumi. Konsep ini dikemukakan oleh Owen dan Snider pada tahun 1857.

2. Konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa benua-benua bergerak secara lambat melalui dasar samudera, dikemukakan oleh Alfred Wegener (1912). Akan tetapi teori ini tidak bisa menerangkan adanya dua sabuk gunung api di bumi.

3. Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu Teori Tektonik Lempeng. Teori ini lahir pada pertengahan tahun enampuluhan. Teori ini terutama didukung oleh adanya Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor Spreading) dan bermula di Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge : MOR) yang diajukan oleh Hess (1962).

Pada awalnya ada dua benua besar di bumi ini yaitu Laurasia dan Gondwana kemudian kedua benua ini bersatu sehingga hanya ada satu benua besar (supercontinent) yang disebut Pangaea dan satu samudera luas atau yang disebut Panthalassa (270 juta tahun yang lalu). Dari supercontinent ini kemudian terpecah lagi menjadi Gondwana dan Laurasia (150 juta tahun yang lalu) dan akhirnya terbagi-bagi menjadi lima benua seperti yang dikenal dan ditempati oleh manusia sekarang.

Terpecah-pecahnya benua ini menghasilkan dua sabuk gunung api yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteranean yang keduanya melewati Indonesia. Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini bisa diterangkan oleh Teori Tektonik Lempeng sebagai berikut :

1. Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current) dari mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa dibayangkan seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas.

2. Dalam kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya. Magma yang menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk gugusan pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di bawah permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk linear ini disebut dengan MOR (Pematang Tengah Samudera) dan merupakan tempat keluarnya material dari mantle ke dasar samudera. MOR mempunyai ketinggian melebihi 3000 m dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau melebihi ukuran Pegunungan Alpen dan Himalaya yang letaknya di daerah benua. MOR Atlantik (misalnya) membentang dengan arah utara-selatan dari lautan Arktik melalui poros tengah samudera Atlantik ke sebelah barat Benua Afrika dan melingkari benua itu di selatannya menerus ke arah timur ke Samudera Hindia lalu di selatan Benua Australia dan sampai di Samudera Pasifik. Jadi keberadaan MOR mengelilingi seluruh dunia.

3. Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material dari mantle. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR karena desakan dari magma mantle yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus mantle yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan ‘mengarungi’ samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading).

4. Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta palung Samudera yang memanjang di tepi-tepi benua merupakan fenomena yang dapat dijelaskan oleh Teori Tektonik Lempeng yaitu dengan adanya proses penunjaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor Spreading maka suatu saat kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua sehingga kerak samudera yang mempunyai densitas lebih besar akan menunjam ke arah bawah kerak benua. Dengan adanya zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan benua, dan juga akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sehingga tidak akan lebih dalam dari 30 km di bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung maka magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api.

Kondisi Geologi Dinamis Indonesia

Kepulauan Indonesia terbentuk karena proses pengangkatan sebagai akibat dari penunjaman (subduksi). Lempeng (kerak) yang saling berinteraksi adalah Kerak Samudera Pasifik dan Hindia yang bergerak sekitar 2-5 cm per tahun terhadap Kerak Benua Eurasia. Jadi Indonesia merupakan tempat pertemuan 3 lempeng besar sehingga Indonesia merupakan salah satu daerah yang memiliki aktivitas kegempaan yang tertinggi di dunia. Terdapat dua sabuk gunung api yang melewati Indonesia yaitu Sirkum Mediteranean sebagai akibat penunjaman Kerak Samudera Hindia ke dalam Kerak Benua Eurasia, dan Sirkum Pasifik sebagai akibat penunjaman Kerak Samudera Pasifik ke dalam Kerak Benua Eurasia.

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai pelajaran bagi kita:

1. Gunung api selalu bergerak (dalam skala waktu geologi) mengikuti pergerakan benua-benua karena adanya dinamisme mantle bumi (arus konveksi). Fenomena ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an, “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 27:88)

2. Gunung api muncul karena tekanan yang tinggi pada magma hasil mixing sehingga akan menerobos ke atas. Andaikan saja magma ini tidak bisa menerobos ke atas membentuk gunung-gunung api maka tentulah akan tersimpan tekanan pada dapur magma yang sangat besar dan akan terus bertambah karena penunjaman masih terus berlangsung. Dengan demikian pada kondisi seperti itu apabila batuan sekitar yang menampung magma tersebut terlampaui batas elastisitasnya maka akan terjadi bencana gempa bumi yang teramat sangat hebatnya. Fenomena ini pun telah tersurat dalam Al-Qur’an, “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. 55:13)

Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.

Sayangi Jantung Anda


Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Padahal penyakit ini bisa dicegah sejak dini dengan mengenali berbagai faktor risiko dan mengubah pola hidup sehat. Dengan mengubahnya, Anda telah menyayangi jantung Anda. Inilah berbagai cara yang bisa Anda lakukan:

Turunkan Kolesterol
Saat ini berbagai badan kesehatan menganjurkan pola hidup sehat rendah lemak sejak dini. Piramida makanan menempatkan sumber lemak seperti mentega, margarin, produk susu, berada pada porsi paling kecil, di bawah buah, sayur, sumber protein, dan karbohidrat. Lemak yang masuk tubuh akan terpecah menjadi berbagai jenis turunan lemak seperti trigliserida, asam lemak, dan kolesterol.

Kolesterol “jahat” berhubungan dengan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Ini dia cara mudah kurangi kolesterol:
-Kurangi makanan yang digoreng lebih memilih yang direbus atau dipanggang.
-Batasi mengonsumsi kuning telur. Dua kuning telur dalam satu minggu cukup.
-Hindari jeroan. Liver/hati merupakan sumber utama kolesterol.
-Pilihlah daging merah tanpa lemak.
-Konsumsi unggas tanpa kulitnya. Kulit unggas mengandung kolesterol tinggi.
-Pilihlah susu dan produk susu yang rendah lemak.

Bila kolesterol di atas normal (terutama kolesterol LDL-kolesterol jahat-), dokter akan menganjurkan diet rendah kolesterol dan obat-obatan penurun kolesterol jika diperlukan.

Catatan:
Pemeriksaan profil lipid merupakan salah satu cara untuk menilai kadar kolesterol dalam darah Anda, terdiri dari trigliserida, HDL (high density lipoprotein), LDL (low density lipo-protein), dan kolesterol total.

Kontrol Hipertensi
Hipertensi juga menyumbang kejadian serangan jantung dan penyakit jantung menahun lewat berbagai mekanisme. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah jantung menyempit, mempermudah terbentuknya plak, dan secara jangka panjang dapat sebabkan kerja jantung memberat akibat penebalan dinding jantung.

Jika suatu saat jantung tak lagi mengompensasi, hasilnya seluruh ruang jantung menjadi melebar, dan kerja jantung tidak maksimal.

Tekanan darah tinggi umumnya tidak diketahui penyebabnya, sehingga pengendaliannya perlu secara teratur baik lewat gaya hidup maupun obat tetap diperlukan.

– Lakukan cek kesehatan umum setahun sekali setelah usia Anda 40 tahun untuk melihat apakah terjadi peningkatan tekanan darah atau tidak.
– Ibu yang pernah mengalami hipertensi saat kehamilan atau adanya faktor keluarga perlu pemeriksaan lebih sering dan lebih dini.
– Kurangi makanan yang mengandung garam dapur, juga penambah cita rasa yang tinggi garam (sodium). Garam akan meningkatkan jumlah cairan dalam darah yang akhirnya memengaruhi mekanisme tubuh sehingga tekanan darah naik.

Catatan:
Tekanan darah ditargetkan di bawah atau sama dengan 140/90 kecuali pada orang-orang tertentu misalnya usia lanjut atau mereka dengan diabetes dengan komplikasi ginjal.

Awasi Tanda-Tanda Diabetes
Diabetes juga bisa menyebabkan gangguan jantung lewat beberapa mekanisme misalnya mempermudah terjadinya plak, memperberat kerja jantung karena gula darah yang mengendap, atau aliran darah ke jantung menjadi kurang baik. Mengendalikan penyakit diabetes akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung

– Gejala klasik sakit gula adalah banyak buang air kecil, banyak minum, dan banyak makan. Lebih lanjut lagi, terjadi penurunan berat badan dan tubuh mudah sakit (infeksi kulit, paru-paru, saluran kemih).
– Lakukan pemeriksaan gula darah dalam keadaan puasa maupun dua jam setelah makan, untuk menyaring kemungkinan adanya prediabetes.
– Bila keluarga memiliki risiko diabetes, atau pada saat hamil pernah mengidap diabetes, cek kesehatan sebaiknya lebih dini dan lebih sering.
– Menjaga pola makan dengan menghindari makanan yang berkalori tinggi rendah gizi, seperti berbahan dasar tepung-tepungan, atau minuman yang terlalu manis.

Catatan:
Jika Anda memeriksakan gula darah sewaktu puasa dan hasilnya ≥200 mg/dL disertai gejala banyak buang air kecil, banyak minum, cepat lapar, itu artinya Anda termasuk diabetes.

Stop Merokok
Merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit. Selain penyakit jantung, rokok dapat menyebabkan kanker, stroke, tekanan darah tinggi, dan gangguan aliran darah lainnya. Ini karena rokok mengandung zat-zat yang tidak sehat termasuk radikal bebas yang mempermudah terjadinya plak pembuluh darah. Selain itu, zat dalam rokok dapat mengganggu pembelahan sel mempermudah terjadinya mutasi genetik menimbulkan kanker.

Kaitan rokok dan penyakit jantung tak bisa ditawar sehingga stop merokok adalah syarat kalau Anda mencintai jantung Anda.

Jaga Berat Badan
Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk negara berkembang. Gaya hidup bersantai dan pola makan yang tidak sehat menjadi problematika yang sebenarnya bisa disiasati:
– Gaya hidup sehat dapat dimulai dengan memper banyak aktivitas fisik tak hanya dengan berolah raga, tapi aktivitas sehari-hari. Misalnya, berjalan kaki atau bersepeda ke kantor.
– Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang berkalori tinggi.

Catatan:
Hitung indeks massa tubuh dengan cara membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (dalam m2). Untuk orang Indonesia, IMT di atas 23 sudah memiliki risiko untuk kelebihan berat badan, dan obesitas bila IMT lebih dari 25 kg/m2.

Rajin Olahraga
Olahraga akan memperkuat jantung Anda, melancarkan peredaran darah, mengurangi produksi plak penyebab jantung koroner, menjaga berat badan, memperbaiki metabolisme karbohidrat, dan banyak lagi. Namun, bagi yang sudah obesitas, gangguan sendi, atau sebelumnya sudah memiliki penyakit jantung, jenis olahraga perlu dikonsultasikan pada dokter atau pelatih.

Kurangi Stres
Mengapa stres dihubungkan dengan penyakit jantung? Saat tubuh stres, secara bawah sadar akan keluar berbagai hormon dan neurotransmitter yang mengaktifkan berbagai organ termasuk keluarnya zat-zat yang bersifat seperti radikal bebas. Zat-zat ini akan “merusak” metabolisme natural tubuh menyebabkan meningkatnya pembentukan plak, produksi sel radang, membuat kerja organ menjadi aktif (jantung berdebar-debar, saluran cerna menjadi terlalu aktif atau justru menjadi lambat kerjanya).

Sumber: Majalah Zakat Edisi Agustus-September 2014

Keutamaan Negeri Syam



"Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-Bukhari).

Syam berdasarkan sejarah adalah wilayah yang terdiri dari: Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi yang dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah ini, dan Damaskus adalah ibukotanya. Tapi sayangnya wilayah ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara sebagai dampak dari imperialisme barat di masa lalu.

Negeri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah Azza wa Jalla, terbukti banyak dari kalangan para Nabi ‘Alaihimussalaam yang lahir dan tinggal di sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil buminya terutama zaitun hingga sekarang terasa. Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah diperjalankan oleh Allah ke sana (Baitul Maqdis) sebelum menuju Sidratul Muntaha; sebagaimana dalam kisah Isra’ Mi’raj yang masyhur. Dalam salah satu ayat dinyatakan yang maknanya “…yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS, Al-Isra’: 1).

Para mufassirin menyatakan tentang negeri Syam pada umumnya dan mengenai kota Al-Quds di Palestina khususnya bahwa Allah menjadikan di sekelilingnya barakah bagi penduduknya dalam kehidupan, perbekalan, pertanian dan cocok tanam. Di sekelilingnya banyak pohon dan sungai serta kesuburan tanah yang terus menerus.

Sementara dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyatakan: “Ya Allah berkahilah kami yang ada di kota Madinah, berkahilah dalam takaran kami (sha’ dan mud), berkahilah Yaman dan Syam kami. Kemudian beliau menghadap kearah matahari lalu bersabda: Dari sini muncul tanduk setan, dari sini terdapat goncangan dan fitnah." (HR. Ahmad dan Al-Bukhari)

Kondisi Suriah Sekarang

Semenjak bulan Maret 2011 yang lalu hingga saat ini, negeri Syam atau khususnya Suriah sedang terkoyak. Siapapun yang melihat tragedi dan yang menimpa kaum muslimin Sunni di sana pasti akan mengelus dada dan tak kuasa untuk menahan air matanya. Mereka teraniaya di tanahnya sendiri. Kaum Sunni yang tadinya merupakan mayoritas penduduk negeri itu disiksa dan dianiaya disebabkan karena aqidahnya. Kaum Syiah yang merupakan minoritas penduduk negeri itu mendapat dukungan dari Iran (yang notabenenya adalah negara Syiah terbesar). Syiah Nushairiyah yang ada di sana menjadi kuat karena presidennya mendukung mereka.

Mengenai sebab dikuasai Suriah oleh kaum Nushairiyah karena Ahlussunnah di sana tidak peduli terhadap urusan ini, mereka berselisih di antara sesamanya dan musuh mengambil manfaat dari keadaan ini. Padahal Ahlussunnah di Suriah mereka berjumlah 86% dari penduduk, sementara yang lain 4% dari kaum Nashara dll. Telah tercatat bahwa pada tahun 1982 di Suriah juga terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di masa pemerintahan ayah presiden mereka sekarang Hafidh Al-Assad. 

Tadinya penduduk Suriah berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang bijak dan arif tidak sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita mengatakan ”Buah tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab mengatakan: ma fil aabaa’ fil abnaa’ “Apa yang dimiliki orang tua berupa watak, akan menurun pada anaknya”. Bashar Assad sebagai presiden sekarang ini tidak hanya menelan korban jiwa yang selama ini terjadi untuk mempertahankan kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi hancur bahkan masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka. Mushhaf Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau mengotorinya serta mencampakkannya di tempat sampah atau tempat najis lainnya.

Keutamaan Tanah Syam

Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Pergilah ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.”(HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).

“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)

“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)

Bahkan secara khusus Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendoa’kan negeri Syam dengan do’a yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam  mengatakan: “Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-Bukhari).

Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)

Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. Tidak sedikit sahabat Nabi  Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti: Imam Nawawi rahimahullah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, Ibnu Katsir rahimahullah, dan yang lainnya.

Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-Awadhi  al-Kuwaity ditanya, 
“Ada apa dengan Suriah?”

Maka beliau menjawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.” (HR. Muslim).

“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).

Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita beriman kepada Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu, tidak ada sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan karena nasionalisme dan kolonialisme yang telah memisahkan kita. Semua itu akan menjadi sampah sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat yang satu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu kenapa mesti Suriah? Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menguraikan keutamaannya, tidakkah kalian dengar hadits tentang akhir zaman?

Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan ada nanti tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman.”
Rasulullah ditanya, “Kemanakah saya harus bergabung? “  
“Pergilah ke Syam.” (HR. Abu Dawud).

Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya di negeri tersebut.” (Shahih Tirmidzi).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya aku melihat seakan-akan tonggak al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka, aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah menuju Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman, setelah terjadi beragam fitnah, berada di Syam.” [HR. Ahmad No. 21781, Shahihut-Targhib wat-Tarhib, no. 3092].

Syam, terlihat seperti negeri lain pada umumnya. Negeri kaum muslimin yang tentram, negeri yang biasa-biasa saja. Sekarang lihatlah revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya Allah, kami hanya memiliki-Mu.”

Seluruh dunia meninggalkan mereka, semua meninggalkan, sehingga mereka sadar bahwa tidak ada kemenangan kecuali dari Allah, slogan mereka : “Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”

Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang akan diberikan Allah. Allah Ta’ala menginginkan kebaikan untuk umat ini, penundaan kemenangan. Saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan untuk umat ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah persiapkan untuk negeri ini. Setiap tetes darah akan memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan tanahnya.

Allah Subhanahu wa ta ‘ala berfirman, 
“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169).

Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal. Tetapi yang terjadi di Suriah berada ditangan umat bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar, apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah babak baru untuk umat ini. Tapi yang terjadi di Suriah adalah babak yang berbeda.

Pertama, ini adalah peperangan untuk eksistensi umat ini, dan dengan izin Allah kita akan menjadi umat yang eksis kembali.

Kedua, akibat tragedi Suriah akan ada perubahan besar menunggu umat ini. Imbas kemenangan Suriah dan kebangkitan kejayaan umat akan kembali di Suriah. Dominasi kekuatan akan berubah, dan semua kejahatan super power akan berakhir. Rencana besar yang diinginkan musuh untuk umat ini akan diberantas, dengan izin Allah. Ini jawaban pada mereka yang bertanya “Kenapa mesti Suriah?” mereka tidak memahami bahwa Suriah akan mengubah sejarah umat atas izin-Nya.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membalas, menghancurkan dan meluluh-lantakkan barisan yang berniat menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Semoga Allah Ta"ala menolong dan memenangkan perjuangan para mujahidin di negeri Syam, baik di Suriah dan Palestina. Allahumma aamiin.

*) Fursanul Izzah, Maret 2013
http://fursanulizzah.wordpress.com/2013/03/20/suriah-syam-tanda-kebangkitan-umat/

Kaya Dengan Qona'ah

Islam menanamkan pada umatnya sebuah keyakinan bahwa rizki ada di tangan Allah Ta’ala. Manusia tidak memiliki kekuatan untuk menambah dan menguranginya kecuali hanya berusaha. Sedangkan yang menentukan adalah Allah. Islam juga telah menanamkan kepada pengikutnya bahwa tidaklah seseorang mati kecuali rizkinya telah Allah tetapkan kepadanya. 

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik karena sesungguhnya suatu jiwa tak akan mati sampai disempurnakan rezekinya walaupun lambat datangnya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik. Ambillah apa yang halal dan jauhilah yang haram." (HR. Ibnu Majah no. 2144)

Maka, orang yang telah mengimani bahwa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai nabinya mesti ridho dengan rizki yang telah diberikan kepadanya. Entah rizki itu banyak ataupun sedikit. Dan tidak layak baginya melihat dengan ta’ajjub kekayaan orang lain karena ia hanya sementara dan pasti akan hilang.

Apakah qona’ah itu?
Qona’ah adalah ridho dengan rizki yang diberikan Allah. Merasa cukup walupun sedikit, dan tidak mengejar kekayaan dengan meminta-minta kepada manusia. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya." (HR Muslim no. 1054)

Sifat qona’ah adalah salah satu ciri yang menunjukkan kesempurnaan iman. Karena sifat ini menunjukkan keridhaan orang yang memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah, termasuk dalam hal pembagian rizki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Akan merasakan kemanisan (kesempurnaan) iman, orang yang ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulNya." (HR Muslim no. 34)

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam telah mengajarkan pada kita untuk bersyukur dan ridho dengan pemberian Allah berupa rizki, kesehatan, keamanan dan terpenuhinya kebutuhan harian kita. Bahkan bagi mereka yang telah mendapatkan keamanan, sehat jasadnya, memiliki makanan pada hari itu, maka ia telah mendapatkan seluruh kenikmatan dunia. Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa di antara kalian yang memasuki waktu pagi hari dalam keadaan aman pada dirinya, sehat jasmaninya dan dia memiliki makanan pada hari itu, maka seolah oleh dia diberi dunia dengan berbagai kenikmatannya." (HR. At Turmudzi)

Al-Munawi rahimahullah berkata: "Barangsiapa yang Allah kumpulkan pada dirinya kesehatan jasmaninya, keamanan dalam hatinya, kecukupan dalam makanannya, dan keselamatan keluarganya maka Allah telah mengumpulkan untuknya seluruh nikmat yang barangsiapa mendapatkanya dia seolah-olah telah memiliki dunia sekalipun tidak mendapatkan nikmat selain itu. Maka hendaknya dia tidak menyambut hari itu melainkan dengan syukur kepada Allah dengan memanfaatkan nikmat tersebut untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan dengan bermaksiat kepada-Nya atau bukan dengan lalai dari dzikir kepada-Nya." (Faidhu al-Qadhir)

Dari penjelasan yang telah lalu jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di dalam dirinya ketiga hal ini, maka pada hari itu seolah-olah dia memiliki dunia seluruhnya. Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan dengan yang disebutkan dalam hadits ini. Namun demikian mereka mengingkarinya dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan. Maka mereka sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala:
"Mereka mengetahui ni’mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir." (QS. An-Nahl:83)

Sifat Qona’ah merupakan harta kekayaan yang tidak ada habisnya. Ia adalah kekayaan jiwa yang tak ternilai. Karena siapa saja yang telah memiliki sifat ini, ibarat orang kaya yang tidak lagi terpengaruh oleh godaan harta dan kedudukan yang dibentangkan dunia untuknya. Ia hanya mengambil dunia seperlunya sesuai dengan kebutuhan. Orang yang memiliki sifat Qona’ah akan selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Allah subhanahu wata’ala padanya, tidak mengeluh dan tidak berharap lebih banyak dari rezeki yang telah ditakdirkan Allah padanya. Sifat ini membuat pemiliknya tidak rakus akan dunia, apalagi menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya.

Mengobati rakus dengan qona’ah
Sifat tamak menguasai orang-orang yang melakukan persaingan dalam urusan dunia dan perhiasannya. Yang demikian itu karena mereka selalu memperhatikan orang-orang yang di atas. Karena apabila manusia melihat kepada orang yang diberikan karunia dalam perkara dunia, nafsunya menuntut seperti hal itu dan menganggap kecil atau remeh nikmat Allah ta’ala yang ada padanya. Ia ingin diberi tambahan supaya bisa menyusul kekayaan pesaingnya atau mendekatinya, inilah realita mayoritas manusia.

Sifat tamak yang berlebihan di dalam jiwa seseorang akan merusak agamanya. Tidak hanya itu, bahkan merusak segala sesutu yang berada di bumi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits:
"Tidak ada dua ekor srigala yang dilepas pada kumpulan kambing lebih merusak baginya terhadap agamanya daripada sifat tamak seseorang terhadap harta dan kemuliaan." (Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Ketergantungan hati yang berlebihan terhadap perhiasan dunia dan memperbanyak harta memperbudak hamba, mereka itu disebut Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dengan sebutan orang yang celaka:
"Celaka budak dinar dan budak dirham serta budak khumaishah: jika diberi, ia senang, jika tidak diberi, ia marah, celaka dan jatuh terjungkir." (Shahih al-Bukhari)

Semua kerakusan terhadap dunia ini tidak akan terobati kecuali dengan qona’ah. Karena qona’ah akan membawa para pemiliknya menjadi orang-orang kaya di dunia sebelum kaya di akhirat. Betapa banyak orang yang memiliki kekayaan dunia melimpah, tetapi mereka menjadi miskin karena tidak merasa puas dengan kekayaan yang diberikan Allah. Sebaliknya, banyak orang-orang yang untuk makan saja tidak cukup, tetapi mereka pantang untuk meminta, atau mengharap dikasihani orang. Dengan keadaan mereka itu, manusia melihatnya seperti orang kaya. Inilah hakekat kaya yang sesungguhnya. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Kaya yang sebenarnya bukanlah kaya harta benda, akan tetapi kaya yang sebenarnya adalah kaya jiwa." (Shahih al-Bukhari no. 6446)

Marilah kita renungkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya seseorang bertanya kepada beliau radhiyallahu ‘anhuma :
'Bukankah kita termasuk orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin?' 
Maka ‘Abdullah berkata: ’Apakah engkau memiliki istri yang engkau bersandar kepadanya?’ 
Dia menjawab: ’Ya.’ 
‘Abdullah bertanya lagi: 'Apakah engkau memiliki rumah untuk tempat tinggalmu?’ 
Dia menjawab: ’Ya.’ 
Maka ‘Abdullah pun berkata: ’Jadi engkau adalah orang kaya.’ 
Orang itu berkata lagi: ’Sesungguhnya aku juga memiliki pembantu.’ 
‘Abdullah pun berkata: ’Maka engkau termasuk salah seorang raja.’ (HR. Muslim).

Yang memjadi pertanyaan adalah, sudahkah kita memiliki sifat qona’ah ini? Atau bahkan kita termasuk orang yang rakus terhadap dunia dengan mengumpulkannya tanpa mempertimbangkan halal dan haram? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi renungan kita agar kita mendapatkan kekayaan di dunia berupa qona’ah sebelum menikmati kekayaan di akhirat.

Wallahu a’lam bis shawab.

Hewan Qurban Tidak Merasa Sakit Ketika Disembelih

Subhanallah, Ternyata Hewan Qurban Tidak Merasa Sakit Ketika Disembelih

Benarkan hewan qurban yang disembelih itu merasakan sakit?

Ternyata sebuah penelitian menunjukkan jawaban yang mengejutkan bahwa binatang yang disembelih secara syariat islam tidak merasakan sakit sama sekali.

Penelitian ini dilakukan oleh dua orang staf peternakan dari Hannover University, sebuah Universitas terkemuka di Jerman, yaitu Prof Wilhelm Schulze dan koleganya Dr. Hazim, keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan:

Manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit?

1. Menyembelih secara syariat islam yang murni/menggunakan pisau tajam (tanpa proses membuat pingsan hewan terlebih dulu)?

2. Menyembelih dengan cara barat dengan pemingsanan/dipukul kepalanya agar hewan pingsan dulu?

Keduanya merancang penelitian, menggunakan sekelompok sapi yang cukup umur (dewasa).

Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elekroda (microchip) yang disebut Electro Encephalograph (EEG). EEG dipasang dipermukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.

Dijantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG yang telah terpasang ditubuhnya selama beberapa minggu, setelah adaptasi dianggap cukup maka separuh sapi disembelih sesuai syariat islam yang murni, dan sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi barat.

Dalam syariat islam penyembelihan dilakukan dengan pisau yang tajam, dengan memotong 3 saluran pada leher, yaitu : saluran makan, saluran napas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis & vena jugularis.

Syariat Islam tidak merekomendasikan metode pemingsanan sebaliknya metode barat justru mengajarkan bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Dari hasil penelitian prof Schultz & Dr Hazim di Hannover University Jerman dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

Penyembelihan menurut syariat islam/menggunakan pisau tajam menunjukkan :

Pertama : Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus) tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG, hal ini berarti pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua : pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yg sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak), hingga sapi2 itu benar-benar kehilangan kesadaran Pada saat tersebut tercatat pula ECG bahwa jantung mulai meningkatkan aktivitasnya.

Ketiga : Setelah 6 detik pertama ECG pada jantung merekam adanya aktifitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar.

Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yg terputus dibagian leher, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampe zero level (angka nol) Hal ini diterjemah oleh kedua ahli itu bahwa "No Feeling of pain at all!" (tidak ada rasa sakit sama sekali)

Keempat : Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan "healthy meat" (daging yg sehat).

Jenis daging dari hasil sembelih semacam ini sangat sesuai prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Metoda Pemingsanan/ Dibius/ disetrum/ dipukul kepalanya cara Barat :

Pertama : Setelah dilakukan proses Stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh & collaps (roboh), setelah itu sapi tidak bergerak lagi, sehingga mudah dikendalikan, Oleh karena itu sapi dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua : Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Media pemingsanan yg digunakan : Setrum, bius, maupun dengan cara yang mereka anggap paling baik memukul bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula. Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV).

Ketiga : grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop kebatas paling bawah, akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat : Karena darah tidak tertarik & tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itupun membeku di dalam urat/pembuluh darah dalam daging sehingga dihasilkan "unhealthy meat" (daging yang tidak sehat) dengan demikian menjadi tidak layak dikonsumsi oleh manusia.

Timbunan darah beku yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih merupakan tempat atau media sangat baik bagi tumbuh kembangnya bakteri pembusuk yg dapat merusak kwalitas daging.

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukannya ekspresi rasa sakit. Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya. Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka pastilah disertai rasa sakit & nyeri, terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar.

Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim justru membuktikan sebaliknya. Yakni pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah "menyentuh" saraf rasa sakit.

Oleh karena itu, keduanya menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekpresi rasa sakit, melainkan sebagai ekpresi kaget 'keterkejutan otot dan saraf' saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras), mengapa demikian? hal ini tentulah tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena EEG tidak membuktikan, juga tidak menunjukan adanya rasa sakit.

Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariat Islam ternyata lebih maslahat. Apalagi ditambah dengan anjuran untuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan.

Sabda Nabi "Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelih."

Syabul Ghozi Dachlan, Mahasiswa Kedokteran Hewan, Jawa Timur.

Idul Adha

Penentuan Idul Adha Wajib Berdasarkan Rukyatul Hilal Penduduk Makkah

DETIKISLAM.COM – Para ulama mujtahidin berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.

Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.

Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang.

Namun meskipun penetapan Idul Adha ini sudah ma’luumun minad diini bidl dlaruurah (telah diketahui secara pasti sebagai bagian integral ajaran Islam), anehnya pemerintah Indonesia dengan mengikuti fatwa sebagian ulama telah berani membolehkan perbedaan Idul Adha di Indonesia. Jadilah Indonesia sebagai satu-satunya negara di muka bumi yang tidak mengikuti Hijaz dalam beridul Adha. Sebab, Idul Adha di Indonesia sering kali jatuh pada hari pertama dari Hari Tasyriq (tanggal 11 Dzulhijjah), dan bukannya pada Yaumun-nahr atau hari penyembelihan kurban (tanggal 10 Dzulhijjah).

Kewajiban kaum Muslim untuk beridul Adha (dan beridul Fitri) pada hari yang sama, telah ditunjukkan oleh banyak nash-nash syara’. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Hadits A’isyah RA, dia berkata “Rasulullah SAW telah bersabda :
“Idul Fitri adalah hari orang-orang (kaum Muslim) berbuka. Dan Idul Adha adalah hari orang-orang menyembelih kurban.” (HR. At-Tirmidzi dan dinilainya sebagai hadits shahih; Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 697, hadits no 1305).

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang serupa dari shahabat Abu Hurairah RA dengan lafal :
“Bulan Puasa adalah bulan mereka (kaum muslimin) berpuasa. Idul Fitri adalah hari mereka berbuka. Idul Adha adalah hari mereka menyembelih kurban.” (HR.Tirmidzi) Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 697, hadits no 1306)

Imam At-Tirmidzi berkata, “Sebagian ahlul ‘ilmi (ulama) menafsirkan hadits ini dengan menyatakan :
“Sesungguhnya makna shaum dan Idul Fitri ini adalah yang dilakukan bersama jama’ah [masyarakat muslim di bawah pimpinan Khalifah/Imam] dan sebahagian besar orang.” (Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 699)

Sementara itu Imam Badrudin Al-‘Aini dalam kitabnya Umdatul Qari berkata, “Orang-orang (kaum Muslim) senantiasa wajib mengikuti Imam (Khalifah). Jika Imam berpuasa, mereka wajib berpuasa. Jika Imam berbuka (beridul Fitri), mereka wajib pula berbuka.”

Hadits di atas secara jelas menunjukkan kewajiban berpuasa Ramadhan, beridul Fitri, dan beridul Adha bersama-sama orang banyak (lafal hadits: an-Naas), yaitu maksudnya bersama kaum Muslim pada umumnya, baik tatkala mereka hidup bersatu dalam sebuah negara khilafah seperti dulu, maupun tatkala hidup bercerai-cerai dalam kurungan negara-kebangsaan seperti saat ini setelah hancurnya khilafah di Turki tahun 1924.

Maka dari itu, seorang muslim tidak dibenarkan berpuasa sendirian, atau berbuka sendirian (beridul Fitri dan beridul Adha sendirian). Yang benar, dia harus berpuasa, berbuka dan berhari raya bersama-sama kaum Muslim pada umumnya.

Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)

Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat.

Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah (Khilafah), penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’.

Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia.

Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709).

Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.”
Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.

Karena itu, atas dasar apa kaum Muslim di Indonesia justru berpuasa Arafah pada hari penyembelihan kurban di Makkah (10 Dzulhijjah), yang sebenarnya adalah hari raya Idul Adha bagi mereka? Dan bukankah berpuasa pada hari raya adalah perbuatan yang haram? Lalu atas dasar apa pula mereka Shalat Idul Adha di luar waktunya dan malahan shalat Idul Adha pada tanggal 11 Dzulhijjah (hari pertama dari Hari Tasyriq)?

Sungguh, fenomena di Indonesia ini adalah sebuah bid’ah yang munkar (bid’ah munkarah), yang tidak boleh didiamkan oleh seorang muslim yang masih punya rasa takut kepada Allah dan azab-Nya!
Sebahagian orang membolehkan perbedaan Idul Adha dengan berlandaskan hadits:
“Berpuasalah kalian karena telah meru’yat hilal (mengamati adanya bulan sabit), dan berbukalah kalian (beridul Fitri) karena telah meru’yat hilal. Dan jika terhalang pandangan kalian, maka perkirakanlah !”

Beristidlal (menggunakan dalil) dengan hadits ini untuk membolehkan perbedaan hari raya (termasuk Idul Adha) di antara negeri-negeri Islam dan untuk membolehkan pengalaman ilmu hisab, adalah istidlal yang keliru. Kekeliruannya dapat ditinjau dari beberapa segi :
Pertama, Hadits tersebut tidak menyinggung Idul Adha dan tidak menyebut-nyebut perihal Idul Adha, baik langsung maupun tidak langsung. Hadits itu hanya menyinggung Idul Fitri, bukan Idul Adha.
Maka dari itu, tidaklah tepat beristidlal dengan hadits tersebut untuk membolehkan perbedaan Idul Adha berdasarkan perbedaan manzilah (orbit/tempat peredaran) bulan dan perbedaan mathla’ (tempat/waktu terbit) hilal, di antara negeri-negeri Islam. Selain itu, mathla’ hilal itu sendiri faktanya tidaklah berbeda-beda. 

Sebab, bulan lahir di langit pada satu titik waktu yang sama. Dan waktu kelahiran bulan ini berlaku untuk bumi seluruhnya. Yang berbeda-beda sebenarnya hanyalah waktu pengamatan, ini pun hanya terjadi pada jangka waktu yang masih terhitung pada hari yang sama, yang lamanya tidak lebih dari 12 jam.

Kedua, hadits tersebut telah menetapkan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri berdasarkan ru’yatul hilal, bukan berdasarkan ilmu hisab. Pada hadits tersebut tak terdapat sedikit pun“dalalah” (pemahaman) yang membolehkan pengalaman ilmu hisab untuk menetapkan awal bulan Ramadlan dan hari raya Idul Fitri. Sedangkan hadits Nabi yang berbunyi: “(……jika pandangan kalian terhalang), maka perkirakanlah hilal itu!” maksudnya bukanlah perkiraan berdasarkan ilmu hisab, melainkan dengan menyempurnakan bilangan Sya’ban dan Ramadhan sejumlah 30 hari, bila kesulitan melakukan ru’yat.

Ketiga, Andaikata kita terima bahwa hadits tersebut juga berlaku untuk Idul Adha dengan jalan Qiyas –padahal Qiyas tidak boleh ada dalam perkara ibadah, karena ibadah bersifat tauqifiyah– maka hadits tersebut justru akan bertentangan dengan hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, yang bersifat khusus untuk Idul Adha dan manasik haji. Dalam hadits tersebut, Nabi SAW telah memberikan kewenangan kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan ru’yat bagi bulan Dzulhijjah dan untuk menetapkan waktu manasik haji berdasarkan ru’yat penduduk Makkah (bukan ru’yat kaum Muslim yang lain di berbagai negeri Islam).

Berdasarkan uraian ini, maka Indonesia tidak boleh berbeda sendiri dari negeri-negeri Islam lainnya dalam hal penentuan hari-hari raya Islam. Indonesia tidak boleh menentang ijma’ (kesepakatan) seluruh kaum Muslim di seantero pelosok dunia, karena seluruh negara menganggap bahwa tanggal 10 Dzulhijjah di tetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Hijaz. Sungguh, tak ada yang menyalahi ijma’ kaum Muslim itu, selain Indonesia.

Lagi pula, atas dasar apa hanya Indonesia sendiri yang menentang ijma’ tersebut dan berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan kaum Muslim? Apakah Indonesia berambisi untuk menjadi negara pertama yang mempelopori suatu tradisi yang buruk (sunnah sayyi’ah) sehingga para umaro’ dan ulama di Indonesia akan turut memikul dosanya dan dosa dari orang-orang yang mengamalkannya hingga Hari Kiamat nanti?

Kita percaya sepenuhnya, perbedaan bahwa kekompakan, persatuan, dan kesatuan Dunia Islam tak akan tewujud, kecuali di bahwa naungan Khilafah Islamiyah Rasyidah. Khilafah ini yang akan mempersatukan kaum Muslim di seluruh dunia, serta akan memimpin kaum Muslim untuk menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Insya Allah cita-cita ini dapat terwujud tidak lama lagi!

Oleh : KH. Muhammad Shiddiq Al Jawi

Simbol Islam Dikriminalisasi

Sekira tahun 622 M, atau 1 Hijriyah, Rasulullah berhijrah dari Makkah-Madinah, lalu di Madinah beliau mendirikan Daulah (Negara) Islam. Di Madinah itu Nabi melantik wazir (pembantu), hakim, wali (gubernur). Nabi berperan sebagai kepala negara, bahkan juga panglima perang.

Rasulullah Muhammad sendiri terjun dan memimpin 27 perang secara langsung, sebagai kepala negara dan sekaligus sebagai panglima tertinggi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki angkatan perang, Rasulullah sebagai kepala negara juga menentukan lambang/simbol negara. Salah satu simbol negara adalah bendera, dan Rasul pun memiliki bendera yang dipakai saat perang ataupun saat kondisi aman dan damai.

Dalam beberapa hadits, simbol Rasulullah ada beberapa jenis, ada yang disebut royah (panji) dan ada yang disebut liwa (bendera).

Liwa biasanya bendera yang menunjukkan posisi pemimpin atau panglima perang, sedang royah adalah panji perang, panji detasemen perang. Tirmidzi, Ibnu Majah, meriwayatkan bahwa "panji (royah) Nabi saw berwarna hitam, dan benderanya (liwa) berwarna putih." Ibnu Abbas menyampaikan, bahwa di bendera dan panjinya "tertulis kalimat La Ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah."

Jadi pada hakikatnya, setiap bendera yang berwarna hitam atau putih dan bertuliskan lafadz syahadah adalah bendera Rasulullah saw.
Adapun simbol negara yang dipimpin semasa Rasulullah adalah stempel yang digunakan dalam surat-surat resmi beliau. Bahwa Anas bin Malik membuatkan cincin stempel bagi Nabi "yang terbuat dari perak bertulis Muhammad Rasul Allah." (HR Bukhari)

Perlu ditegaskan, bahwa ketika satu kelompok menggunakan lambang/simbol ini, tidak serta-merta dianggap mewakili Islam, juga tidak boleh dan tidak pantas, kita mengkriminalisasi simbol/lambang Rasulullah hanya karena image/citra satu atau beberapa kelompok.

Simbol Daulah Islam yang ditentukan oleh Rasulullah ini, kini juga dipakai beberapa harakah atau kelompok Muslim. Misal Hizbut Tahrir mengibar bendera Ar-Royah dan Al-Liwa dalam tiap kesempatannya, bukan berarti ini jadi bendera Hizbut Tahrir, juga Al-Qaida dan yang terakhir ISIS yang menggunakan lambang/simbol bendera dan stempel Rasulullah, tidak lantas ini jadi bendera ISIS.

Yang lebih parah lagi, terjadi monsterisasi dan stigmatisasi negatif terhadap bendera Rasulullah hanya karena bendera ini dipakai ISIS, seperti Jakarta Post, yang beberapa waktu lalu mengkriminalisasi bendera Rasul, dan menggambarkannya seperti tengkorak. Atau seorang pedagang yang ditangkap aparat karena menggunakan kaos berlafadz Tauhid.

Kita sebagai Muslim pun tidak boleh menyebut lambang/simbol Rasulullah sebagai "bendera Hizbut Tahrir", atau "bendera ISIS" karena bendera putih dan hitam yang bertuliskan lafadz syahadat itu adalah bendera kita, benderanya Rasulullah dan kaum Muslim.

Bendera Rasulullah yang berwarna hitam dan putih itu identitas Muslim, adapun ketika dipakai kelompok yang salah itu lain penyikapan. Artinya, yang membawa bendera hitam dan putih bertuliskan syahadat bukan berarti lantas dia pasti teroris, jangan hanya karena ISIS, simbol Islam jadi dikriminalisasi, ditakuti, dijauhi, bahkan dicurigai, dan ditangkap.

Tetaplah bangga dengan bendera Nabi, identitas diri, iman, serta ketaatan, in sya Allah.

Fitnah Harta

“Tiap umat punya fitnah. Dan fitnah buat umatku adalah soal harta.” (HR. Tirmidzi)

Berhati-hatilah, pendeta dan rahib pun rusak karena harta

Begitu dahsyatnya fitnah harta, hingga seorang yang sebelumnya dekat dengan Allah menjadi jauh. Bahkan, menghalang-halangi manusia dari jalan yang lurus.

Itulah yang pernah menimpa para ulama Bani Israil di masanya. Pemahaman, kesalehan, kezuhudan, tiba-tiba lenyap begitu saja. Dan berganti dengan rakus dan hasad. Di antara mereka ada Bal’am Ba’ura.

Sebelumnya, Allah menganugerahi orang ini dengan ilmu dan ma’rifah. Dia begitu dekat dengan Allah swt. Semua doanya nyaris tak pernah tertolak. Selalu makbul. Tapi, akhirnya ia berubah. Karena urusan harta, ia menjadi akrab dengan Firaun. Bahkan, Bal’am menjadi penasihat Firaun untuk kehancuran perjuangan hamba-hamba Allah yang saleh.

Hal ini diabadikan Alquran dalam surah Al-A’raf ayat 175-176. “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti setan maka jadilah dia orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami kehendaki, Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga)….

Berhati-hatilah, tsiqah para sahabat Rasul pun pernah melemah karena harta

Ada peristiwa menarik pasca perang Hunain. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba kegelisahan merebak di kalangan para sahabat Rasul yang ikut perang itu. Sempat ada yang bilang ke sahabat lain, “Rasulullah tidak adil.”

Hal itu terjadi setelah Rasul membagi-bagikan harta rampasan perang hanya untuk mereka yang baru masuk Islam. Sebagian mereka memang dari Quraisy Mekah dan sekitarnya. Ada kesan, Rasul cuma peduli pada keluarga dekatnya. Sementara untuk orang Anshar Madinah tidak. Dan memang, ghanimah itu sama sekali tidak diberikan buat Anshar dan Muhajirin. Hanya untuk mereka yang baru bergabung dalam barisan Islam. Padahal ghanimah begitu besar: ratusan ribu domba, puluhan ribu kuda, dan ribuan unta, dan harta lain.

Ungkapan miring itu akhirnya sampai ke telinga Rasul. Beliau saw. memerintahkan seorang Anshar untuk mengumpulkan semua sahabat Anshar yang ikut perang. Tak seorang pun boleh luput. Dalam kesempatan itulah Rasulullah mengatakan. Di antaranya, kalian menganggapku tidak adil karena urusan unta, kuda, dan domba. Kalian mungkin berpikir, Muhammad yang dulu pernah kami selamatkan di saat sanak keluarganya mengusirnya, kami berikan tempat tinggal dan perlindungan; kini telah berubah.

“Wahai sahabatku. Ketahuilah, mereka pulang cuma dengan hewan unta, kuda, dan domba. Sementara kalian pulang bersamaku, Rasulullah. Apakah kalian lebih cenderung pulang bersama hewan-hewan itu daripada bersama Rasul?” Tak seorang pun sahabat Anshar saat itu yang tidak mencucurkan air mata. Mereka begitu menyesal. Ada sahabat Rasul yang mengenang peristiwa itu dengan mengatakan, “Kalau urusan harta, tiba-tiba akhlak kami menjadi buruk!”

Berhati-hatilah, seorang syuhada pun bisa masuk neraka karena harta

Urusan harta memang berat. Hingga, seorang mujahid yang meninggal dalam jihad pun bisa kena jerat berat. Itu terjadi karena godaan ghanimah. Karena sesuatu hal ia mengambil jatah ghanimah yang bukan miliknya.

Dalam Alquran, urusan itu disebut sebagai khianat. Sebuah istilah yang sangat tidak mengenakkan. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 161. “Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.”

Itulah mungkin, Rasul selalu memberi pengarahan sebelum jihad. Beliau saw. mengatakan, “…Janganlah kamu berlebihan mengambil harta rampasan perang tanpa seizin pimpinan pasukan. Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme terhadap musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita dan laki-laki tua.” (HR. Athabrani dan Abu Dawud)

Berhati-hatilah, fitnah utama ada pada harta

Semua yang beriman pasti mengalami fitnah atau ujian. Di situlah pembuktian terjadi. Apakah seseorang benar-benar beriman, atau tidak. Dan salah satu fitnah yang kerap tampil pertama adalah soal harta.

Firman Allah swt. dalam surah Al-Anfal ayat 28. “Dan ketahuilah, harta dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan di sisi Allahlah pahala yang besar.”

Allah swt. mendahului harta sebelum anak-anak sebagai cobaan. Karena, wallahu a’lam, di situlah mungkin cobaan yang paling berat. Itulah yang pernah diungkapkan para warga Madinah yang tak ikut jihad bersama Rasul. Dan alasan utama yang mereka ungkapkan jatuh pada harta sebelum keluarga.

Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan, ‘Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami….” (QS. 48: 11)

9 Persiapan Menyambut Ramadhan

Keutamaan Ramadhan tidak kita sangsikan; dari keberkahan, pahala suatu amal yang dilipatgandakan, dan ampunan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang terhalang kebaikan darinya, sungguh ia orang merugi. Karenanya, setiap muslim harus merasa gembira saat Ramadhan tiba.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada para sahabatnya,
Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya fardhu (kewajiban). Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki 1 malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan.” (HR. Al-Nasai dan al-Baihaqi, Shahih al-Targhib, no. 985)

Berikut ini beberapa bekal yang layak disiapkan menyambut Ramadhan:

Pertama, berdoa kepada Allah agar menyampaikan umur kita kepada bulan yang mulia ini dalam kondisi sehat wal ‘afiat. Sehingga ia bisa mengisi Ramadhan dengan puasa, qiyam, zikir, tilawah, dan amal-amal shaleh lainnya dengan maksimal.

Sebagian ulama salafush shalih berdoa kepada Allah agar disampaikan kepada Ramadhan. Lalu mereka berdoa agar Allah berkenan menerima amal ibadah mereka.

Kedua, dengan menjaga hati terhadap kaum muslimin. Yakni jangan sampai ada kebencian dan permusuhan antara kita dan saudara muslim kita.
"Sesungguhnya Allah menilik pada malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang cekcok/permusuhan terhadap saudaranya." (HR. Ibnu Majah)

Ketiga, memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya’ban. Di samping karena bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia dan amal anak Adam diangkat kepada Allah Ta’ala, memperbanyak puasa di bulan Sya’ban juga sebagai persiapan dan pembiasaan diri dengan amal-amal Ramadhan. Hal ini akan menjadikan seorang muslim terbiasa berpuasa sehingga saat menjalani shiyam Ramadhan akan terasa lebih ringan sehingga ia bisa mengisi Ramadhan –baik siang atau malamnya- dengan ibadah dan aktifitas yang baik.

Keempat, memperhatikan amal-amal wajib, seperti shalat berjamaah lima waktu sehingga saat Ramadhan tiba tidak ada pahala besar yang luput dari kita. Biasakan berjalan kaki ke masjid untuk shalat berjamaah dalam kondisi suci agar setiap langkah kita berpahala dan menjadi penghapus dosa.

Kelima, membaca dan mempelajari hukum-hukum puasa dari berbagai kitab, kaset rekaman ceramah para ulama dan dai.

Keenam, tidak boleh dilupakan pula dalam menyambut Ramadhan adalah Al-Qur'an al-Karim; membaca dan mengkajinya. Lebih utama jika mampu menghatamkan di bulan Sya’ban sehingga ia memulai tilawatul Qur’an dari awal surat. Jika ini dilakukan, insya Allah akan membuatnya ringan menghatamkan qira’atul Qur’an di bulan Ramadhan.

Peran Al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi hati seorang muslim, melapangkan dadanya dan menyucikan qalbunya akan memberi dampak hebat terhadap ibadah selainnya di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya.

Ketujuh, Shalat malam juga menjadi bekal yang tak boleh tinggalkan. Karena hadits nabawi menyebutkan keutamaan malam bulan Ramadhan dengan qiyamullail atau shalat tarawih. Jika ia sudah terbiasa dengan shalat malam ini, maka ia akan lebih ringan menjalankan shalat Tarawih berjamaah dan menghidupkan malamnya dengan memperbanyak shalat. Ia bisa bermunajat kepada Rabb-nya di malam Ramadhan tanpa merasa berat dan payah.

Kedelapan, Bekal lain yang tidak kalah urgensinya adalah zikrullah 'Azza Wa Jalla. Dengan zikrullah ini seorang muslim akan dimudahkan dalam menjalankan berbagai aktifitas ibadahnya. Ini meningkatkan kembali aktifitas zikir harian yang bersifat khusus dan umum; sepeti zikir ba’da shalah, zikir pagi dan petang hari, zikir menjelang tidur, memperbanyak istighfar di waktu sahur, dan selainnya.

Kesembilan, membiasakan diri dengan akhlak baik dan menjauhi akhlak-akhlak tercela. Ini bisa dengan mengkaji bab akhlak atau membacanya pada kitab-kitab suluk (akhlak).

Inilah beberapa bekal yang harus disiapkan untuk menyambut tamu mulia tahunan, bulan Ramadhan. Siapa yang ingin mendapatkan hasil baik di bulan Ramadhan maka ia harus menyiapkan dengan baik bekal-bekalnya. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Ahli Ibadah Masuk Neraka


Anas bin Malik berkata, "Seorang hamba yang akhlaknya baik dapat mencapai derajat tertinggi di surga sekalipun dia beribadah seadanya, dan dengan akhlak yang buruk dapat terhempas seseorang ke dasar paling bawah neraka padahal dia seorang ahli ibadah."

Budi pekerti yg baik adalah baik perangai, manis dan halus bahasanya, bersikap terbuka dan toleran terhadap perbedaan pendapat, tidak merasa paling benar sendiri, tidak keras kepala, tidak mudah tersinggung, tidak pendendam dan tidak cepat marah. Orang yang baik budi pekertinya menyebabkan orang lain di sekitarnya merasa tenang, nyaman dan aman.

Sedang orang yang jelek budi pekertinya membuat orang-orang di sekitarnya merasa risih, tidak betah, tidak nyaman bahkan merasa terancam bahaya.

Rasulullah bersabda "Ahli surga itu adalah setiap orang yang mudah (toleran), lemah lembut dan manis budinya."

Mengapa Belanda Lebih Memilih Kartini, Bukan Cut Nyak Dien Atau Dewi Sartika?



Mengapa harus Kartini? Mengapa setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Pada dekade 1980-an, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik pengkultusan R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia. Tahun 1988, masalah ini kembali menghangat, menjelang peringatan hari Kartini 21 April 1988. Ketika itu akan diterbitkan buku Surat-Surat Kartini oleh F.G.P. Jacquet melalui penerbitan Koninklijk Institut voor Tall-Landen Volkenkunde (KITLV).

Tulisan ini bukan untuk menggugat pribadi Kartini. Banyak nilai positif yang bisa kita ambil dari kehidupan seorang Kartini. Tapi, kita bicara tentang Indonesia, sebuah negara yang majemuk. Maka, sangatlah penting untuk mengajak kita berpikir tentang sejarah Indonesia. Sejarah sangatlah penting. Jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Bung Karno.

Banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk sejarah Indonesia. Mengapa harus Boedi Oetomo, Mengapa bukan Sarekat Islam? Bukankah Sarekat Islam adalah organisasi nasional pertama? Mengapa harus Ki Hajar Dewantoro, Mengapa bukan KH Ahmad Dahlan, untuk menyebut tokoh pendidikan? Mengapa harus dilestarikan ungkapan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani sebagai jargon pendidikan nasional Indonesia?

Bukankah katanya, kita berbahasa satu: Bahasa Indonesia? Tanyalah kepada semua guru dari Sabang sampai Merauke. Berapa orang yang paham makna slogan pendidikan nasional itu? Mengapa tidak diganti, misalnya, dengan ungkapan Iman, Ilmu, dan Amal, sehingga semua orang Indonesia paham maknanya.

Kini, kita juga bisa bertanya, Mengapa harus Kartini? Ada baiknya, kita lihat sekilas asal-muasalnya. Kepopuleran Kartini tidak terlepas dari buku yang memuat surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat Eropanya, Door Duisternis tot Licht, yang oleh Armijn Pane diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku ini diterbitkan semasa era Politik Etis oleh Menteri Pengajaran, Ibadah, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr. J.H. Abendanon tahun 1911. Buku ini dianggap sebagai grand idea yang layak menempatkan Kartini sebagai orang yang sangat berpikiran maju pada zamannya. Kata mereka, saat itu, tidak ada wanita yang berpikiran sekritis dan semaju itu.

Beberapa sejarawan sudah mengajukan bukti bahwa klaim semacam itu tidak tepat. Ada banyak wanita yang hidup sezamannya juga berpikiran sangat maju. Sebut saja Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (terakhir pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang sengaja tidak dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita.

Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan Sartika dan Rohana dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Kalau saja ada yang sempat menerbitkan pikiran-pikiran Rohana dalam berbagai surat kabar itu, apa yang dipikirkan Rohana jauh lebih hebat dari yang dipikirkan Kartini. Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pocut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita.

Di Aceh kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati. Aceh juga pernah dipimpin oleh Sultanah (sultan wanita) selama empat periode (1641-1699). Posisi sulthanah dan panglima jelas bukan posisi rendahan.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? — Apa karena Cut Nyak dibenci penjajah?— Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan, begitu kata Rohana Kudus.

Bayangkan, jika sejak dulu anak-anak kita bernyanyi: Ibu kita Cut Nyak Dien. Putri sejati. Putri Indonesia…, mungkin tidak pernah muncul masalah Gerakan Aceh Merdeka. Tapi, kita bukan meratapi sejarah, Ini takdir. Hanya, kita diwajibkan berjuang untuk menyongsong takdir yang lebih baik di masa depan. Dan itu bisa dimulai dengan bertanya, secara serius: Mengapa Harus Kartini?

Tiar Anwar Bachtiar
*Peneliti INSISTS dan Kandidat Doktor Sejarah, Universitas Indonesia

Bumi Bulat Sudah Dijelaskan Al Quran


Bumi Itu bulat. Pada 1616, Galileo berpendapat demikian. Pendapat ini menyebabkan dia dimusuhi oleh kalangan gereja yang waktu itu meyakini bahwa bumi datar dan sebagai pusat tata surya. Teori heliosentris yang dipegang oleh Galileo ini dianggap salah dan bertentangan dengan Alkitab. Karena itulah, ia dihukum oleh gereja.

Hal yang demikian itu tidak pernah terjadi dalam peradaban Islam. Sebab, meski tidak secara gamblang menjelaskan bumi itu bulat, namun beberapa ayat secara tersirat menggambarkan hal itu. Misalnya terdapat dalam Surat Az Zumar ayat 5 yang artinya: ”Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam…”

Dalam ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan kata “takwir” yang artinya menutup. Dalam kamus bahasa Arab, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

At-Thabari menjelaskan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud, ‘menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam’ adalah jika malam datang, siang pergi. Sebaliknya jika siang datang malam pun pergi. Keterangan tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain ini berisi penjelasan yang tepat mengenai bentuk bumi yaitu bulat. Sebab jika bumi datar, tidak akan terjadi pergantian siang dan malam secara teratur.

Ayat yang semakna dengan ayat tersebut terdapat dalam surat Al Imran ayat 27 yang artinya: “Engkau memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam..”

Berkaitan dengan ayat ini Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Mujahid, dan Qotadah mengatakan bahwa antara siang dan malam saling memasuki. Ia juga bermaksud antara siang dan malam saling mengganti dimana yang satu hilang langsung diganti lainnya. (Lihat tafsir Qurtubi)

Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Kedua ayat di atas mengisyaratkan bahwa bentuk planet bumi itu bulat. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur’an selalu selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini. Setiap kali ada penemuan-penemuan hebat pada setiap abad, ternyata al-Qur`an sudah menjelaskannya terlebih dahulu. 

Regeneration

"Regeneration"

Alifa meringis menahan rasa sakit. Rupanya pasta pain relief rasa daun mint yang dioleskan di gusinya beberapa menit lalu belum cukup membuat mulutnya kehilangan rasa.

Lampu penerangan di atas kursi dental dinyalakan. Cahayanya membuat mata Alifa terpicing. Dokter Ika menutupnya dengan kertas tissue. Sebetulnya ia sengaja menyorotkan lampu itu mengenai wajah Alifa, tujuannya untuk mengalihkan perhatian dari alat injeksi anesthesia berbahan stainless steel yang sudah disiapkan asistennya.

Rasa ba'al mulai menjalar di sekitar gusi bawah depan hingga lidahnya mulai sulit digerakkan. Ternyata pasta yang dioleskan sekedar menu pembuka saja, cairan anesthesia adalah menu utamanya. Ini yang membuat Alifa meringis menahan rasa sakit. Seperti digigit semut. Kalimat sakti pelipur lara saat anak disuntik.

Dua gigi seri bagian bawah berhasil dicabut bu dokter Ika. Gigi yang pertama cukup sulit dicabut. Langka untuk ukuran anak usia 7 tahun. Sepertinya pasteurized milk yang dikonsumsi saat balita berkontribusi mengokohkan akar gigi susu.

Proses regenerasi gigi susu menjadi gigi permanen memang dimulai saat anak duduk di bangku SD bahkan sejak mereka TK.

Alunan vokal Iwan Fals terdengar lirih di rumah makan samping klinik. Lagu tahun 80an ini masih enak terdengar di telinga.

Satu satu daun berguguran,
Jatuh ke bumi dimakan usia.
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa,
Redalah reda...
Satu satu tunas muda bersemi,
Mengisi hidup gantikan yang tua,
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa,
Redalah reda...
Waktu terus bergulir,
Semuanya mesti terjadi,
Daun daun berguguran,
Tunas tunas muda bersemi...

Proses regenerasi akan tetap berjalan, baik secara terpaksa maupun sukarela. Yang muda siap menggantikan yang sudah tua. Setiap jiwa harus siap menggantikan dan digantikan. Sebuah sunatullah atas kehendak Sang Kuasa. Hidup ini ibarat roda, terus menggelinding hingga berhenti di titik akhir.

******

Menjelang Maghrib di Klinik Gigi Fresh Market Kota Wisata, 2 April 2014.

The X Factor

(Bukan Kisah Fiksi)

Air yang berasal dari jetpump tertumpah deras dari pipa outlet menuju tangki yang menjulang tinggi di belakang masjid. Tapi anehnya tak ada setetes airpun yang jatuh dari keran saat jamaah akan shalat Subuh.

Pak Radius dengan langkah lebar tergopoh-gopoh memeriksa satu persatu keran kontrol persis di bawah tangki. Tak ada yang salah, tak ada yang mampet. Listrik yang mengaliri mesin pompa tua itu terpaksa dicabut demi menghemat daya.

Adzan Subuh sudah berkumandang 5 menit lalu, seorang jamaah yang tak sempat mengambil air wudhu dari rumahnya dengan cemas menanti air wudhu bisa menetes sekedar untuk membasuh 4 bagian badan yang jadi rukun wudhu. Namun apa daya air tak cukup menuntaskan kewajibannya. Untungnya di toilet wisma Imam masih tersisa segayung air, cukup untuk bersuci seperti kebiasaan Rasul kurang dari 700 mililiter air bersih.

Shalat Subuh berjalan lancar seperti biasanya, berselang 10 menit dari adzan seseorang yang menggantikan sang marbot yang sedang menikmati long week end. Sudah jadi kesepakatan bersama kalau Subuh akan didirikan 10 menit setelah sang Bilal melantunkan Asma Allah. Tak ada keraguan karena yakin sang fajar shodiq telah menjelma.

Halaqoh santai ba'da subuh dihadiri banyak jamaah, temanya kali ini tentang sebuah mimpi besar mewujudkan TPA atau bisa juga berupa fasilitas kesehatan, atau rumah Tahfidz dan fasilitas lainnya. Pak Wempi yang begitu antusias memaparkan peluang CSR yang sayang jika dilewatkan. Bisa jadi, ini akan menjadi proyek besar jangka panjang, bahkan panjang sekali. Mungkin bukan jamaah saat ini yang bisa mewujudkannya. Boleh jadi generasi masa depan. Tak salah Ali bin Abi Tholib pernah bernasehat "Sumber daya terbatas hanya dapat mewujudkan target yang terbatas pula."

Tak terasa jam menunjukkan angka 6. Dengan berat hati pembicaraan ditunda untuk dibahas di rapat Sabtu depan. Ada hak anggota keluarga di rumah yang harus dipenuhi, berkumpul dengan keluarga di saat hari libur jadi hiburan langka yang tak ternilai harganya.

Acungan telunjuk Pak Radius ke arah tangki air menghentikan langkah kaki menuruni anak tangga masjid. Angka 6. Janji yang harus ditunaikan. Jangan sampai rencana jadi berantakan. Namun sepertinya kemaslahatan orang banyak harus jadi prioritas utama. Terbayang orang-orang tak bisa berwudhu saat Khaliq memanggil. Orang tak bisa bersuci selepas hadats.

Tangga kayu usang masih terbujur, bersandar pada tiang-tiang penampung air yang mulai berkarat, hampir 3 tahun menunaikan tugasnya menopang 1000 liter air bagi kepentingan umat.

"Bismillah.." Hanya itu yang bisa terlafal dari lidah. Satu persatu tangga kayu kotak legam melintang dijejaki. Sedikit ragu, saat tangan menggapai rangka segiempat. Satu sisi saja retak, lepas dan terhempas maka pertandingan berakhir. Angka 6 jam dinding melintas tanpa ampun.

Dahan pohon yang menjulur dari tanah kampung milik Haji Sukar mendorong pipa paralon ringkih yang seharusnya menggelontorkan air memasuki tangki. Sekali tarik ujung pipa itu kembali ke tempatnya semula. Dahan pohon yang kekar itu sulit untuk ditaklukkan. Butuh wasilah untuk mematahkannya. Pak Sam yang sedari tadi memegangi tangga, perlahan menapaki tangga, menjulurkan gergaji renta yang sudah saatnya dipensiunkan. Ada rasa khawatir dari raut wajahnya yang mulai menua. Naik dua tangga lagi, niscaya gergaji itu mampu selesaikan pekerjaannya.

Gergaji itu mulai bekerja menggerus lapisan seluloid batang pohon yang entah dari genus apa, secara morfologi pohon ini lebih mirip lamtorogung atau petai cina. Listrik mengaliri pompa saat dinyalakan, pak Susilo yang selama ini mengisi pulsanya tersenyum renyah. Tak sia-sia sisihan infaq demi memberi pelita bagi aktifitas masjid.

Air menggelontor deras memasuki tangki berwarna oranye. Sudah menjadi fitrahnya untuk mengalir dari tempat tinggi ke tempat yg rendah. Begitu memang Qadha yang sudah disuratkan sang Maha Kuasa.

Segala sesuatu terjadi atas kehendakNya. Dia pemilik faktor external, Dia juga yang menentukan hasil akhir. Selama manusia memiliki niat, kemauan dan kemampuan, dengan dilandasi keinginan yang ahsan. Hakikat akan datang mengikuti.

"La haula wala quwwata illa billah"

31 Maret 2014
"Di tengah hilir mudik pembeli dan teriakan penjual pakaian di Thamrin City"