Bahaya Ghazwul Fikri

Perang salib dalam arti peperangan fisik sudah berakhir. Namun, satu hal yang harus disadari oleh kaum muslimin, peperangan yang bersifat non fisik sejatinya masih terus berlangsung hingga saat ini. Peperangan inilah yang kemudian disebut dengan istilah al-ghazwul fikri.

Secara bahasa, ghazwul fikri terdiri dari dua kata yaitu ghazwah dan fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. Jadi, secara bahasa ghazwul fikri diartikan sebagai invansi pemikiran.

Sebagian orang menyebut ghazwul fikr dengan istilah perang ideologi, perang budaya, perang urat syaraf, dan perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format yang berbeda, yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi, propaganda, dialog dan perdebatan.

Konon, orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam menaklukkan Islam adalah Raja Louis IX. Setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-Manshuriyah Mesir pada perang salib ke VII tahun 1254 M, di dalam memoarnya ia menulis: “Setelah melalui perjalanan panjang, segalanya menjadi jelas bagi kita. Kehancuran kaum muslimin dengan jalan konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Karena mereka memiliki metode yang jelas dan tegas diatas konsep jihad fii sabilillah. Dengan metode ini, mereka tidak pernah mengalami kekalahan militer.” 

Ia melanjutkan: “Barat harus menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran itu dan mengosongkannya dari kekuatan, kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain adalah dengan menghancurkan konsep-konsep dasar Islam dengan berbagai penafsiran dan keragu-raguan.”

Dalam artikel berjudul: “Serial Perang Salib Modern #3: Perang Salib, Benarkah?” disebutkan bahwa Raja Louis IX berkata: ”Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat Islam melalui peperangan. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai berikut: 
(a) menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi, perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam.
(b) Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam dan Arab.
(c) merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan.
(d) mencegah munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela prinsip tanah airnya.
(e) mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab. 
(f) Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan, sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke Barat.

Sebelum menyimpulkan pengertian ghazwul fikri, perlu diketahui empat kata kunci dan target dari ghazwul fikri ini.

Ifsadul akhlak (merusak akhlak), yaitu memporak-porandakan etika dan moral kaum muslimin sehingga tidak lagi berakhlak sesuai etika dan moral ajaran Islam. Kaum muslimin diserbu dengan budaya permissivisme (paham serba boleh), hedonisme (paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-senang, melepaskan insting tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan kesenangan perut, mencabut nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu dari kalangan pria maupun wanita.

Tahthimul fikrah (menghancurkan pemikiran), yaitu mengacaukan pemahaman kaum muslimin dengan memunculkan berbagai macam isme-isme yang asing dan bertentangan dengan ajaran Islam, seperti: atheisme, materialisme, komunisme, liberalisme, dan lain-lain.

Idzabatus syakhshiyyah (melarutkan kepribadiaan), yaitu menggoyahkan sikap hidup kaum muslimin sehingga enggan beramar ma’ruf nahi munkar dan bahkan bersikap mujamalah (basa-basi), toleran atau ikut-ikutan kepada orang-orang yang menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam. Misalnya dengan dalih HAM, tidak sedikit kaum muslimin ikut-ikutan mentolerir, bahkan melegalkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Contoh: lesbian, gay, biseksual, dan transgander (LGBT).

Ar-Riddah (murtad), yaitu melepaskan kewajiban agama, mengingkarinya, bahkan keluar dari agama.

Target dari ghazwul fikri ini adalah berubahnya pribadi-pribadi muslim sehingga menjadi orang-orang yang memberikan al-wala-u lil kafirin (loyalitas, kesetiaan, dan kecintaan kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah Ta’ala).

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud seorang doktor dari Al Azhar Mesir, ghazwul fikri merupakan suatu upaya untuk menjadikan:

Bangsa yang lemah atau sedang berkembang, tunduk kepada negara penyerbu.

Semua negara, negara Islam khususnya, agar selalu menjadi pengekor setia negara-negara maju, sehingga terjadi ketergantungan di segala bidang.

Semua bangsa, bangsa Islam khususnya, mengadopsi ideologi dan pemikiran kafir secara membabi buta dan serampangan, berpaling dari manhaj Islam, Al Quran dan Sunnah.

Bangsa-bangsa mengambil sistem pendidikan dan pengajaran negara-negara penyerbu.

Umat Islam terputus hubungannya dengan sejarah masa lalu, sirah nabinya dan salafus saleh.

Bangsa-bangsa atau negara-negara yang diserbu menggunakan bahasa penyerbu.

Ghazwul fikri adalah upaya melembagakan moral, tradisi, dan adat-istiadat bangsa penyerbu di negara yang diserbunya.

Sejak awal, Islam telah memperingatkan kaum muslimin agar waspada terhadap orang-orang kafir dan munafik yang selalu berupaya menyesatkan mereka,

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلَا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.” (QS. An-Nisa, 4: 89)

*****

Dapat disimpulkan pengertian ghazwul fikri adalah serangan pemikiran, ide, budaya, dan propaganda yang dilancarkan suatu bangsa/peradaban kepada bangsa/peradaban lain sehingga mengalami kelemahan mental dan dapat dikuasai untuk kepentingan mereka.

Wallahu A’lam.

Beda Orang Cerdas dan Bodoh, Cek 5 Sikap Berikut

Beda Orang Cerdas dan Bodoh, Cek 5 Sikap Berikut

Dunia penuh bermacam manusia dengan tingkat intelegensia masing-masing. Hampir semua orang merasa dirinya cerdas walaupun sulit mengukur kecerdasan diri sendiri.


Intelegensia sangat penting dalam kehidupan, khususnya dalam karier profesional. Kecerdasan bisa menjadi aset terbaik demi karier. Persoalannya adalah banyak orang yang merasa pintar tetapi sebenarnya tidak begitu. Menurut Independent.co.uk, berikut lima perbedaaan fundamental antara orang cerdas dan orang bodoh.

1. Orang bodoh menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri
Kebiasaan menyalahkan orang lain adalah perilaku tidak profesional yang tidak akan pernah dilakukan orang cerdas. Orang yang secara konsisten menutupi kesalahannya dengan menyalahkan orang lain menunjukkan betapa tidak bertanggung jawabnya dia.

2. Orang bodoh merasa paling benar sepanjang waktu
Dalam sebuah konflik, orang yang cerdas lebih mampu berempati pada orang lain dan mengerti argumentasi mereka. Orang cerdas mampu mengintegrasikan pendapat orang lain dengan pikirannya tanpa meremehkan pandangan orang lain.

Sebaliknya orang bodoh selalu merasa perlu untuk berargumentasi dengan orang lain untuk memastikan bahwa dirinya yang paling benar. Bias kognitif yang dialami orang bodoh membuatnya tidak mampu untuk melihat kemampuan sendiri sehingga selalu merasa dirinya superior.

3. Orang bodoh bereaksi terhadap konflik dengan kemarahan
Si cerdas juga bisa marah, tetapi marah yang bijaksana. Berbeda dengan orang bodoh yang bereaksi berlebihan dalam segala hal yang tidak menyenangkan hatinya.

4. Orang bodoh mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain
Orang cerdas cenderung mampu berempati dengan keadaan orang lain. Tetapi, orang bodoh selalu mementingkan dirinya sendiri. Dia cenderung tidak mampu untuk melihat kebutuhan dan perasaan orang lain dengan karena egonya.

5. Orang bodoh merasa lebih baik dari siapa pun
Orang cerdas cenderung mampu memotivasi atau menolong orang lain. Hal ini dilakukan karena mereka percaya diri akan kemampuan sendiri tanpa takut dikalahkan orang lain. Sedangkan orang bodoh akan melakukan segala cara agar dirinya terlihat lebih baik dari orang lain. Mereka percaya bahwa dirinya jauh lebih baik dari semua orang.

Kisah Copet

COPET TSM

1. Ada copet di KRL berjumlah 5 orang Pembagian perannya sudah diatur :

*Yang pertama* bertugas mencopet

*yang kedua*  bertugas menerima hasil copetan

*yang ketiga*  bertugas membully korban

*yang keempat* bertugas memprovokasi

*yang kelima* bertugas menjadi juru damai.

2. Saat kecopetan, si korban sudah berhasil memegang tangan orang yg mengambil HP di saku celananya. Tapi HP sdh dialihkan ke teman copet yang kedua.

3. Korban berdebat dengan copet. Tapi copet bilang "mana buktinya"

4. Copet ketiga bilang setengah berbisik, sok akrab, "Hati hati lho, kamu jangan asal tuduh ya"

5. Copet keempat menimpali dan bilang,"Jangan ngotot kalau tidak ada bukti, nanti malah kamu yang diteriakin maling"

6. Copet kelima bilang,"Sudah sudah jangan ribut di KRL. Ikhlasin saja, mungkin belum rejeki kamu. Nanti beli aja lagi yang lebih bagus"

7. Si korban menyerah. Dia pikir semua berjalan normal. Dia gak tahu siapa mereka. Padahal mereka berlima bersekongkol.

Berteman Dengan Orang Shalih

Manusia itu laksana sekawanan burung, sebagaimana peribahasa "birds of a feather flock together" manusia memiliki naluri untuk berkumpul dengan sejenisnya. Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi orang shalih, hendaklah berusaha berkawan dan berkumpul dengan orang-orang shalih.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” [At-Taubah/9:119]

Seorang Muslim hendaknya mencari, bergaul, dan menjadikan orang yang shalih sebagai kawan-kawannya.

Jangan merasa rendah bergaul dengan orang-orang yang taat, walaupun mereka kekurangan secara duniawi, namun mereka memiliki derajat di sisi Allah Yang Maha Tinggi. Allah Azza wa Jalla berfirman:

"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” [Al-Kahfi/18: 28]

Di dalam ayat ini terdapat perintah untuk berkawan dengan orang-orang baik, menundukkan jiwa untuk berkawan dan bergaul dengan mereka, walaupun mereka adalah orang-orang miskin, karena sesungguhnya berkawan dengan mereka terdapat faedah-faedah yang tidak terbatas.

Namun hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenal semua orang. Mengenal semua orang dibolehkan, namun kita jangan menjadikan kawan dekat kecuali orang-orang yang shalih. Kita harus memilih kawan-kawan yang baik untuk keselamatan kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu mengikuti din (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat. [HR. Abu Dawud]

Berkawan dengan orang-orang shalih akan menghasilkan ilmu yang bermanfaat, akhlak yang mulia, dan amal-amal yang shalih. Sedangkan berkawan dengan orang-orang yang buruk akan menghalangi semua itu. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. [Al-Furqan/25: 27-29]

Sebaliknya Allah melarang orang beriman menjadikan orang kafir sebagai kawan akrab, dan ancaman kehilangan pertolonganNya bagi orang yang melanggar larangan ini.

“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri akan (siksa)Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).” (Qs: Ali Imran: 28).

Inilah ajaran agama kita, ajaran mulia dari Allah Azza wa Jalla, dan dari Rasul yang utama, untuk keselamatan kita bersama.

Wallahu a'lam.

The World’s Five Most Important Oil Fields

The world still relies overwhelmingly on conventional oil production from existing fields, many of which are in decline. The Middle East has dominated the world of oil for half a century and as the list below shows, it remains king. Here are the top five most important oil fields in the world.

1.  Ghawar (Saudi Arabia) The legendary Ghawar field has been churning out oil since the early 1950s, allowing Saudi Arabia to claim the mantle as the world’s largest oil producer and the only country with sufficient spare capacity to act as a swing producer. Holding an estimated 70 billion barrels of remaining reserves, Ghawar alone has more oil reserves than all but seven other countries, according to the Energy Information Administration. Some oil analysts believe that Ghawar passed its peak perhaps a decade ago, but Saudi Arabia’s infamous lack of transparency keeps everyone guessing. Nevertheless, it remains the world’s largest oil field, both in terms of reserves and production. It continues to produce 5 million barrels per day (bpd).

2.  Burgan (Kuwait) Just behind Ghawar is another massive oil field located in the Middle East. The Burgan field was originally discovered in 1938, but production didn’t begin until a decade later. The field holds an estimated 66 to 72 billion barrels of reserves, which accounts for more than half of Kuwait’s total, and it produces between 1.1 and 1.3 million bpd.

3.  Safaniya (Saudi Arabia) The Safaniya field is the world’s largest offshore oil field. Located in the Persian Gulf, the Safaniya field is thought to hold more than 50 billion barrels of oil. It is Saudi Arabia’s second largest producing field behind Ghawar, churning out 1.5 million bpd. Like Saudi Arabia’s other fields, Safaniya is very mature as it has been producing for nearly 60 years, but Saudi Aramco is working hard to extend its operating life.

4.  Rumaila (Iraq) Iraq’s largest oil field is the Rumaila, which holds an estimated 17.8 billion barrels of oil. Located in southern Iraq, Rumaila was highly sought after when the Iraqi government put blocks up for bid in 2009. BP and the China National Petroleum Corporation (CNPC) are working together to develop the giant field along with Iraq’s state-owned South Oil Company. The field now produces around 1.5 million bpd, but its operators have plans to boost that production to 2.85 million bpd over the next couple of years.

5.  West Qurna-2 (Iraq) Also located in southern Iraq, the West Qurna-2 field is Iraq’s second largest, holding nearly 13 billion barrels of oil reserves. The West Qurna field was divided in two and auctioned off to international oil companies. Russia’s Lukoil took control of West Qurna-2 and successfully began production earlier this year at an initial 120,000 bpd. Lukoil plans on lifting production to 1.2 million bpd by the end of 2017. The neighboring West Qurna-1 field – operated by a partnership of ExxonMobil, BP, Eni SpA, and PetroChina – holds 8.6 billion barrels of oil reserves. They hope to increase production from 300,000 bpd to more than 2.3 million bpd over the next half-decade.

It’s clear that the Middle East is still the center of the universe when it comes to oil. Despite their age, these supergiants remain the oil fields of tomorrow. And as the tight oil revolution in the U.S. plays out, these fields will remain, and the world will continue to depend heavily on the fortunes of a few countries in the Middle East

By Nick Cunningham of Oilprice.com

11 Tanda Orang dengan EQ Lemah

Ini 11 Tanda Orang dengan EQ Lemah, Salah Satunya Mudah Tersinggung!

Intisari-Online.com—Tidak seperti intellectual quotient (IQ), sebenarnya emotional quotient (EQ) lebih mudah untuk ditempa.

Sebab EQ berbicara soal pilihan hidup dan disiplin.

EQ juga tidak diukur dengan standar angka, namun akan terlihat dari cara hidup setiap hari.

Bagaimana caranya agar kita mengetahui apakah EQ kita lemah atau kuat?

Berikut ciri-ciri dan tanda orang dengan EQ lemah seperti yang dilansir di Huffingtonpost.com:

1. Gampang stres

Saat ada situasi yang tidak beres, orang dengan EQ lemah biasanya mudah merasa tidak nyaman, cemas, dan frustasi.

Ia membiarkan dirinya dikuasai berbagai emosi yang tidak perlu. Sehingga pikiran dan perasaannya kacau.

Sebaliknya, orang yang memiliki EQ yang kuat cenderung mampu mengendalikan stres dan mengelola mood. Sehingga ia jauh dari stres.

2. Tidak tegas pada diri sendiri

Orang yang memiliki EQ yang baik mampu menyeimbangkan sikap, perilaku, dan pikirannya. Ia memiliki batasan-batasan tertentu pada dirinya.

Sehingga hal-hal yang membuat kualitas hidupnya memburuk akan dibuangnya. Istilahnya ia tegas terhadap dirinya sendiri.

Sedangkan orang yang lemah EQ biasanya menjalani hidup semaunya, tanpa prinsip dan batasan.

3. Tidak mengenal emosinya sendiri

Semua manusia pasti memiliki emosi, namun tidak semua orang mengenal emosi yang dialaminya.

Penelitian membuktikan hanya 36% orang bisa mengenal dan mengendalikan emosinya.

Sebaliknya orang yang lemah EQ biasanya tidak mampu mengenal emosinya sendiri.

Sehingga ia gampang jatuh dalam kesalahpahaman, konflik, dan emosi-emosi beracun lainnya. Ia cenderung merasa buruk, sensitif, frustasi, dan cemas. 

4. Mudah berasumsi dan sangat mempercayai asumsinya sendiri

Orang yang lemah EQ biasanya cepat untuk berasumsi dan beropini. Tanpa mencari bukti, ia selalu mempercayai asumsinya.

Bahkan ketika sudah ditemukan fakta dan kebenarannya pun, kalau itu bertentangan dengan asumsinya, ia akan menolaknya.

5. Menyimpan dendam

Emosi negatif seperti menyimpan dendam dan keinginan untuk membalas dendam biasanya timbul pada orang yang lemah EQ.

Hal ini merupakan salah satu respons karena tidak mampu mengendalikan stres.

6. Sering jatuh dalam kesalahan yang sama

Orang dengan EQ lemah sulit melupakan kesalahan orang lain maupun kesalahan diri sendiri.

Ia sering jatuh pada kesalahan yang sama tanpa upaya untuk memperbaiki kesalahan itu.

Padahal membiarkan diri terus berada dalam kesalahan yang sama bisa menghancurkan kualitas hidup.

7. Sering salah paham pada orang lain

Salah satu tanda EQ lemah adalah sulit untuk memahami intensi orang lain. Ia sering salah paham akan perkataan maupun perilaku orang lain.

Rasanya sulit baginya untuk berpikir dengan pikiran dan perasaan yang lebih terbuka untuk memahami maksud dan tujuan orang lain kepadanya.

8. Tidak mengenali dirinya sendiri

Semua orang, untuk mengendalikan diri perlu mengenali emosi dan sifatnya. Misalnya hal-hal apa yang membuatnya marah, senang, sedih, dan emosi lainnya.

Nah, orang yang lemah EQ biasanya tidak bisa memahami itu. Itulah sebabnya ia bersikap seperti orang yang tidak memiliki pendirian.

9. Tanpa ekspresi, malah tidak bisa marah

EQ yang baik tidak hanya soal sikap yang manis dan baik, namun juga kemampuan untuk mengekspresikan diri. Jika sedih, menangis.

Kalau senang, ya tertawa. Orang yang lemah EQ tidak mengetahui hal ini. Bahkan ada orang yang tidak bisa menunjukkan kemarahan pada dirinya.

Padahal menyimpan amarah itu tidak sehat.

10.  Menyalahkan orang lain akan apa yang dirasakannya

Emosi manusia itu timbul dari dalam diri, bukan dari luar. Namun orang yang lemah EQ tidak memahami konsep ini.

Untuk hal-hal yang dirasakannya, ia malah menyalahkan orang lain. Ia merasa bahwa orang lain harus bertanggung jawab atas apa yang dirasakannya sendiri.

11. Gampang tersinggung

Orang yang lemah EQ gampang tersinggung karena ia sendiri kurang percaya diri dan pikirannya tertutup.

Bahkan kadang, orang bercanda saja dianggap serius. Akhirnya ia tersinggung hingga menyimpan dendam.

(Tika Anggreni Purba)



Kemenangan Harus Diupayakan


Kemenangan Harus Diupayakan

Oleh: DR. Muhammad Arifin Badri

Nabi Musa 'Alaihissalam tetap diperintahkan berusaha, walau usahanya menurut nalar manusia dan kebiasaan, tiada artinya, yaitu memukulkan tongkat ke lautan.

Allahu Akbar! Tatkala sisa usaha yang bisa ia lakukan diiringi dengan kesempurnaan tawakkal, maka menghasilkan buah yang luar biasa, di luar nalar manusia.

Maryam 'Alaihassalam, yang sedang lapar, dan dalam kondisi lemah karena baru saja melahirkan, diperintahkan untuk berusaha mendapatkan makanan, yaitu menggoyangkan batang pohon kurma.

Hasilnya sungguh luar biasa, walau dengan sisa tenaganya yang lemah, buah kurma masak yang segar berjatuhan di hadapan Maryam.

Padahal Allah Ta'ala berkuasa untuk membelah lautan dan menjatuhkan buah kurma tanpa perlu memerintahkan mereka berdua untuk menjalani usaha yang sangat kecil nilainya.

Demikian pula dengan Rasulullah ketika berhijrah, sejatinya Allah kuasa menyelamatkan beliau tanpa harus bersembunyi di dalam gua yang sempit dan kecil.

Namun itulah Sunnatullah, beliau harus memberi keteladanan bahwa tawakkal bukan berarti berpangku tangan, namun tetap menjalankan usaha bahkan sisa usaha yang masih bisa dilakukan, dan selanjutnya percayakan hasilnya kepada Allah Ta'ala Yang Maha Kuasa.

Orang Kafir akan Kekal di Neraka

Orang Kafir akan Kekal di Neraka

Sebaik apapun orang kafir, dan mati dalam keadaan tetap kafir, maka dia akan kekal di Neraka. Yang menetapkan demikian adalah Allah dan RasulNya.

Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلت به إلا كان من أهل النار

“Tidaklah seseorang dari umat ini baik dari kalangan Yahudi maupun Nasrani yang mendengar ajaranku kemudian mati dalam keadaan tidak beriman kepada ajaran yang aku bawa, kecuali ia menjadi penghuni neraka” (HR. Muslim).

Beliau pernah melihat lembaran Taurat di tangan Umar bin Khathab radhiallahu’anhu, lalu beliau bersabda:

أمتهوكون يا ابن الخطاب؟ لقد جئتكم بها بيضاء نقية، لو كان موسى حيا واتبعتموه وتركتموني ضللتم

“Apakah engkau termasuk orang yang bingung wahai Ibnul Khathab? Sungguh aku datang kepada kalian dengan membawa ajaran yang putih bersih. andaikan Musa hidup saat ini, lalu kalian mengikuti syariat Nabi Musa dan meninggalkan syariatku, maka kalian akan tersesat.”

dalam riwayat lain:

لو كان موسى حياً ما وسعه إلا اتباعي

“andaikan Musa hidup saat ini, tidak ada kelonggaran baginya kecuali mengikuti syariatku.”

Maka Umar bin Khathab pun mengatakan:

رضيت بالله رباً وبالإسلام ديناً وبمحمد نبياً

“Aku telah ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabiku” (HR. An Nasa-i, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami', no. 5308).

Maka waspada terhadap paham pluralisme yang berkeyakinan bahwa semua agama sama, yang membahayakan akidah kaum Muslimin.

Kafir

*POLEMIK ISTILAH KAFIR*

Pengertian kafir itu *BUKAN orang yang tdk percaya keberadaan tuhan*, seperti yang dipahami oleh sebagian orang.  Kalau orang tdk percaya keberadaan tuhan itu *“atheis”* namanya.

Kafir itu adalah *istilah dalam agama Islam* (yg tertuang dlm Al Quran dan hadist). Dalam al-Quran, kata kafir dengan berbagai bentuk kata jadinya disebut sebanyak 525 kali.

Kafir (bahasa Arab: ر ف ك) berasal dari kata *kafaru* yang berarti: menutup; ingkar; atau menolak.

Secara harfiah Kafir berarti orang yang *mengingkari atau menolak risalah/kebenaran Islam yang disampaikan oleh nabi Muhammad Saw*.

Menurut Ensiklopedi Islam, sebutan kafir diberikan kepada siapa saja yang mengingkari atau tidak percaya kepada kerasulan nabi Muhammad Saw. 

Sedangkan dalam KBBI; Kafir sebagai orang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan rasul-Nya.

Jadi kafir adalah sebuah istilah dalam agama Islam, dimana setiap orang yg *TIDAK MENGIMANI Allah SWT sebagai satu2nya Tuhan, dan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya* disebut kafir.

Kendati orang Yahudi atau Kristen meyakini adanya Tuhan, mengakui adanya wahyu, membenarkan adanya hari akhirat dan lain-lain, mereka (dalam teologi Islam) tetap saja diberi predikat kafir, karena mereka menolak kerasulan nabi Muhammad dan agama wahyu yang dibawanya.

*SIKAP TERHADAP KAFIR*

Menurut syariat Islam (sesuai yg dicontohkan nabi Muhammad), sikap orang muslim terhadap orang non Muslim (kafir) secara umum harus berinteraksi sosial secara baik. Kecuali terhadap Kafir Harbi (yg memusuhi/memerangi Islam). 

Perhatikan negara2 yang warganya mayoritas muslim, disana warga non muslim hidup tenang damai tanpa gangguan.

Sesuai syariat Islam, Orang kafir terbagi menjadi empat macam, yaitu:

1. *Kafir Dzimi*, yaitu orang kafir yang berada di mayoritas Muslim dan mengikuti aturan penguasa islam.

2. *Kafir Muahad*, yaitu orang kafir yang tinggal di negara kafir, yang ada perjanjian damai dengan negara Islam.

3. *Kafir Musta’man*, yaitu orang kafir yang masuk ke negara Islam, dan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah Islam.

4. *Kafir harbi*, yaitu orang kafir yang memusuhi/memerangi Islam.

Dari keempat macam orang kafir tersebut, hanya “Kafir Harbi” yang *boleh diperangi* dan halal darahnya untuk ditumpahan.

Ghibah Yang Diperbolehkan

Menceritakan ‘aib orang lain tanpa ada hajat sama sekali, inilah yang disebut dengan ghibah. Karena ghibah artinya membicarakan ‘aib orang lain sedangkan ia tidak ada di saat pembicaraan. ‘Aib yang dibicarakan tersebut, ia tidak suka diketahui oleh orang lain.

Ghibah dibolehkan jika ada tujuan yang syar’i yaitu dibolehkan dalam enam keadaan sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah. Enam keadaan yang dibolehkan menyebutkan ‘aib orang lain adalah sebagai berikut:

1- Mengadu tindak kezaliman kepada penguasa atau pada pihak yang berwenang. Semisal mengatakan, “Si Ahmad telah menzalimiku.”

2- Meminta tolong agar dihilangkan dari suatu perbuatan mungkar dan untuk membuat orang yang berbuat kemungkaran tersebut kembali pada jalan yang benar. Semisal meminta pada orang yang mampu menghilangkan suatu kemungkaran, “Si Rahmat telah melakukan tindakan kemungkaran semacam ini, tolonglah kami agar lepas dari tindakannya.”

3- Meminta fatwa pada seorang mufti seperti seorang bertanya mufti, “Saudara kandungku telah menzalimiku demikian dan demikian. Bagaimana caranya aku lepas dari kezaliman yang ia lakukan.”

4- Mengingatkan kaum muslimin terhadap suatu kejelekan seperti mengungkap jeleknya hafalan seorang perowi hadits.

5- Membicarakan orang yang terang-terangan berbuat maksiat dan bid’ah terhadap maksiat atau bid’ah yang ia lakukan, bukan pada masalah lainnya.

6- Menyebut orang lain dengan sebutan yang ia sudah ma’ruf dengannya seperti menyebutnya si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarh Shahih Muslim, 16: 124-125)

Kalau kita perhatikan apa yang dimaksud oleh Imam Nawawi di atas, ghibah masih dibolehkan jika ada maslahat dan ada kebutuhan. Misal saja, ada seseorang yang menawarkan diri menjadi pemimpin dan ia membawa misi berbahaya yang sangat tidak menguntungkan bagi kaum muslimin, apalagi ia Rafidhah, maka sudah barang tentu kaum muslimin diingatkan akan bahayanya. Namun yang diingatkan adalah yang benar ada pada dirinya dan bukanlah menfitnah yaitu menuduh tanpa bukti.

Shale vs Claystone


Claystone is a mud rock that is entirely (or dominantly) clay-sized material.
Claystone is usually massive, and is very soft and can be easily broken with hand pressure.
It will crumble into irregular pieces rather than fissile fragments.




Shale is a mudstone or claystone - AND shale is ‘shaly’. That is, it is fissile or platy, and breaks into very thin fragile sheets. Shale is distinguished from other sedimentary rocks because it is fissile and laminated.

"Laminated" means that the rock is made up of many thin layers.
"Fissile" means that the rock readily splits into thin pieces along the laminations.

The only difference between Mudstone/Claystone and Shale is that mudstones break into blocky pieces whereas shales break into thin chips with roughly parallel tops and bottoms. Both are made of ancient mud.




Dampingi Anak Sholat Di Masjid

TIPS membawa anak kecil ke masjid agar tidak gaduh mengganggu jamaah shalat.

1. Sebelum berangkat jelaskan apa itu masjid dan bagaimana seharusnya anak bersikap di masjid.

2. jangan biarkan anak anda membawa serta atau mengantongi mainan ketika hendak berangkat ke masjid.

3. Persiapkan pakaian anak agar mengenakan pakaian untuk shalat bukan pakaian untuk bermain.

4. Sesampai di masjid, gandeng tangan anak agar ikut masuk masjid.

5. Dudukkan anak di sebelah anda.

6. Jangan biarkan anak anda duduk atau berdiri shalat di sebelah sesama anak kecil.

7. Bila anak mencuri kesempatan dan keluar dari masid atau membuat gaduh di masjid, segera cari anak anda dan gandeng kembai tangannya untuk masuk ke masjid dan duduk di sebelah anda.

8. Jangan lupa untuk kembali mengingatkan adab di masjid yang seharusnya dilakukan anak anda.

9. Ketika shalat didirikan, kondisikan agar anak ikut mendirikan shalat di sebelah anda, sehingga anda bisa mengawasi dan membimbingnya bila di tengah shalat anak anda membuat kegaduhan atau bermain.

10. Selesai shalat lakukan evaluasi terhadap sikap anak selama di masjid, dan sampaikan hasil evaluasi anda kepada anak.

11. Jangan lupa mengapresiasi anak bila dia bersikap baik.

12. Kadang kala beri hadiah atau hukuman yang mendidik atas prestasi dan kegagalannya.

13. Selalu panjatkan doa untuk anak anda agar menjadi anak yang rajin mendirikan shalat.

Nabi Ibrahim alaihissalam saja rajin berdoa untuk anaknya agar menjadi penegak shalat

رب اجعلني مقيم الصلاة ومن ذريتي ربنا وتقبل دعاء 

Wahai Rab-ku jadikanlah aku penegak shalat dan juga anak keturunanku, wahai Rab kami kabulkanlah doa kami (Ibrahim 40)

14. Sering sering kisahkan cerita para ulama' yang rajin shalat dan juga keutamaan shalat berjamaah di masjid, termasuk keutamaan masjid.

15. Sampaikan kepada anak anda apa impian anda tentang masa depan anak anda dengan ibadah shalat.

16. Lakukan semua kiat di atas dengan ikhlas sebagai satu kewajiban mendidik anak.

17. Tunaikan semua kiat di atas dengan lemah lembut.

18. Oh iya, jangan lupa bantu menyusun kegiatan anak agar sesuai dengan jadwal shalat fardhu.

19. Dan penting sekali anda mengoreksi diri, sudahlah anda memberi keteladanan kepada anak anda?

Semoga bermanfaat.