Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Padahal penyakit ini bisa dicegah sejak dini dengan mengenali berbagai faktor risiko dan mengubah pola hidup sehat. Dengan mengubahnya, Anda telah menyayangi jantung Anda. Inilah berbagai cara yang bisa Anda lakukan:
Turunkan Kolesterol
Saat ini berbagai badan kesehatan menganjurkan pola hidup sehat rendah lemak sejak dini. Piramida makanan menempatkan sumber lemak seperti mentega, margarin, produk susu, berada pada porsi paling kecil, di bawah buah, sayur, sumber protein, dan karbohidrat. Lemak yang masuk tubuh akan terpecah menjadi berbagai jenis turunan lemak seperti trigliserida, asam lemak, dan kolesterol.
Kolesterol “jahat” berhubungan dengan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Ini dia cara mudah kurangi kolesterol:
-Kurangi makanan yang digoreng lebih memilih yang direbus atau dipanggang.
-Batasi mengonsumsi kuning telur. Dua kuning telur dalam satu minggu cukup.
-Hindari jeroan. Liver/hati merupakan sumber utama kolesterol.
-Pilihlah daging merah tanpa lemak.
-Konsumsi unggas tanpa kulitnya. Kulit unggas mengandung kolesterol tinggi.
-Pilihlah susu dan produk susu yang rendah lemak.
Bila kolesterol di atas normal (terutama kolesterol LDL-kolesterol jahat-), dokter akan menganjurkan diet rendah kolesterol dan obat-obatan penurun kolesterol jika diperlukan.
Catatan:
Pemeriksaan profil lipid merupakan salah satu cara untuk menilai kadar kolesterol dalam darah Anda, terdiri dari trigliserida, HDL (high density lipoprotein), LDL (low density lipo-protein), dan kolesterol total.
Kontrol Hipertensi
Hipertensi juga menyumbang kejadian serangan jantung dan penyakit jantung menahun lewat berbagai mekanisme. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah jantung menyempit, mempermudah terbentuknya plak, dan secara jangka panjang dapat sebabkan kerja jantung memberat akibat penebalan dinding jantung.
Jika suatu saat jantung tak lagi mengompensasi, hasilnya seluruh ruang jantung menjadi melebar, dan kerja jantung tidak maksimal.
Tekanan darah tinggi umumnya tidak diketahui penyebabnya, sehingga pengendaliannya perlu secara teratur baik lewat gaya hidup maupun obat tetap diperlukan.
– Lakukan cek kesehatan umum setahun sekali setelah usia Anda 40 tahun untuk melihat apakah terjadi peningkatan tekanan darah atau tidak.
– Ibu yang pernah mengalami hipertensi saat kehamilan atau adanya faktor keluarga perlu pemeriksaan lebih sering dan lebih dini.
– Kurangi makanan yang mengandung garam dapur, juga penambah cita rasa yang tinggi garam (sodium). Garam akan meningkatkan jumlah cairan dalam darah yang akhirnya memengaruhi mekanisme tubuh sehingga tekanan darah naik.
Catatan:
Tekanan darah ditargetkan di bawah atau sama dengan 140/90 kecuali pada orang-orang tertentu misalnya usia lanjut atau mereka dengan diabetes dengan komplikasi ginjal.
Awasi Tanda-Tanda Diabetes
Diabetes juga bisa menyebabkan gangguan jantung lewat beberapa mekanisme misalnya mempermudah terjadinya plak, memperberat kerja jantung karena gula darah yang mengendap, atau aliran darah ke jantung menjadi kurang baik. Mengendalikan penyakit diabetes akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung
– Gejala klasik sakit gula adalah banyak buang air kecil, banyak minum, dan banyak makan. Lebih lanjut lagi, terjadi penurunan berat badan dan tubuh mudah sakit (infeksi kulit, paru-paru, saluran kemih).
– Lakukan pemeriksaan gula darah dalam keadaan puasa maupun dua jam setelah makan, untuk menyaring kemungkinan adanya prediabetes.
– Bila keluarga memiliki risiko diabetes, atau pada saat hamil pernah mengidap diabetes, cek kesehatan sebaiknya lebih dini dan lebih sering.
– Menjaga pola makan dengan menghindari makanan yang berkalori tinggi rendah gizi, seperti berbahan dasar tepung-tepungan, atau minuman yang terlalu manis.
Catatan:
Jika Anda memeriksakan gula darah sewaktu puasa dan hasilnya ≥200 mg/dL disertai gejala banyak buang air kecil, banyak minum, cepat lapar, itu artinya Anda termasuk diabetes.
Stop Merokok
Merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit. Selain penyakit jantung, rokok dapat menyebabkan kanker, stroke, tekanan darah tinggi, dan gangguan aliran darah lainnya. Ini karena rokok mengandung zat-zat yang tidak sehat termasuk radikal bebas yang mempermudah terjadinya plak pembuluh darah. Selain itu, zat dalam rokok dapat mengganggu pembelahan sel mempermudah terjadinya mutasi genetik menimbulkan kanker.
Kaitan rokok dan penyakit jantung tak bisa ditawar sehingga stop merokok adalah syarat kalau Anda mencintai jantung Anda.
Jaga Berat Badan
Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk negara berkembang. Gaya hidup bersantai dan pola makan yang tidak sehat menjadi problematika yang sebenarnya bisa disiasati:
– Gaya hidup sehat dapat dimulai dengan memper banyak aktivitas fisik tak hanya dengan berolah raga, tapi aktivitas sehari-hari. Misalnya, berjalan kaki atau bersepeda ke kantor.
– Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang berkalori tinggi.
Catatan:
Hitung indeks massa tubuh dengan cara membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (dalam m2). Untuk orang Indonesia, IMT di atas 23 sudah memiliki risiko untuk kelebihan berat badan, dan obesitas bila IMT lebih dari 25 kg/m2.
Rajin Olahraga
Olahraga akan memperkuat jantung Anda, melancarkan peredaran darah, mengurangi produksi plak penyebab jantung koroner, menjaga berat badan, memperbaiki metabolisme karbohidrat, dan banyak lagi. Namun, bagi yang sudah obesitas, gangguan sendi, atau sebelumnya sudah memiliki penyakit jantung, jenis olahraga perlu dikonsultasikan pada dokter atau pelatih.
Kurangi Stres
Mengapa stres dihubungkan dengan penyakit jantung? Saat tubuh stres, secara bawah sadar akan keluar berbagai hormon dan neurotransmitter yang mengaktifkan berbagai organ termasuk keluarnya zat-zat yang bersifat seperti radikal bebas. Zat-zat ini akan “merusak” metabolisme natural tubuh menyebabkan meningkatnya pembentukan plak, produksi sel radang, membuat kerja organ menjadi aktif (jantung berdebar-debar, saluran cerna menjadi terlalu aktif atau justru menjadi lambat kerjanya).
Sumber: Majalah Zakat Edisi Agustus-September 2014
No comments:
Post a Comment