"Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-Bukhari).
Syam berdasarkan sejarah adalah wilayah yang terdiri dari: Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi yang dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah ini, dan Damaskus adalah ibukotanya. Tapi sayangnya wilayah ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara sebagai dampak dari imperialisme barat di masa lalu.
Negeri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah Azza wa Jalla, terbukti banyak dari kalangan para Nabi ‘Alaihimussalaam yang lahir dan tinggal di sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil buminya terutama zaitun hingga sekarang terasa. Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah diperjalankan oleh Allah ke sana (Baitul Maqdis) sebelum menuju Sidratul Muntaha; sebagaimana dalam kisah Isra’ Mi’raj yang masyhur. Dalam salah satu ayat dinyatakan yang maknanya “…yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS, Al-Isra’: 1).
Para mufassirin menyatakan tentang negeri Syam pada umumnya dan mengenai kota Al-Quds di Palestina khususnya bahwa Allah menjadikan di sekelilingnya barakah bagi penduduknya dalam kehidupan, perbekalan, pertanian dan cocok tanam. Di sekelilingnya banyak pohon dan sungai serta kesuburan tanah yang terus menerus.
Sementara dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyatakan: “Ya Allah berkahilah kami yang ada di kota Madinah, berkahilah dalam takaran kami (sha’ dan mud), berkahilah Yaman dan Syam kami. Kemudian beliau menghadap kearah matahari lalu bersabda: Dari sini muncul tanduk setan, dari sini terdapat goncangan dan fitnah." (HR. Ahmad dan Al-Bukhari)
Kondisi Suriah Sekarang
Semenjak bulan Maret 2011 yang lalu hingga saat ini, negeri Syam atau khususnya Suriah sedang terkoyak. Siapapun yang melihat tragedi dan yang menimpa kaum muslimin Sunni di sana pasti akan mengelus dada dan tak kuasa untuk menahan air matanya. Mereka teraniaya di tanahnya sendiri. Kaum Sunni yang tadinya merupakan mayoritas penduduk negeri itu disiksa dan dianiaya disebabkan karena aqidahnya. Kaum Syiah yang merupakan minoritas penduduk negeri itu mendapat dukungan dari Iran (yang notabenenya adalah negara Syiah terbesar). Syiah Nushairiyah yang ada di sana menjadi kuat karena presidennya mendukung mereka.
Mengenai sebab dikuasai Suriah oleh kaum Nushairiyah karena Ahlussunnah di sana tidak peduli terhadap urusan ini, mereka berselisih di antara sesamanya dan musuh mengambil manfaat dari keadaan ini. Padahal Ahlussunnah di Suriah mereka berjumlah 86% dari penduduk, sementara yang lain 4% dari kaum Nashara dll. Telah tercatat bahwa pada tahun 1982 di Suriah juga terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di masa pemerintahan ayah presiden mereka sekarang Hafidh Al-Assad.
Tadinya penduduk Suriah berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang bijak dan arif tidak sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita mengatakan ”Buah tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab mengatakan: ma fil aabaa’ fil abnaa’ “Apa yang dimiliki orang tua berupa watak, akan menurun pada anaknya”. Bashar Assad sebagai presiden sekarang ini tidak hanya menelan korban jiwa yang selama ini terjadi untuk mempertahankan kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi hancur bahkan masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka. Mushhaf Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau mengotorinya serta mencampakkannya di tempat sampah atau tempat najis lainnya.
Keutamaan Tanah Syam
Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Pergilah ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.”(HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)
Bahkan secara khusus Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendoa’kan negeri Syam dengan do’a yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. Tidak sedikit sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti: Imam Nawawi rahimahullah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, Ibnu Katsir rahimahullah, dan yang lainnya.
Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-Awadhi al-Kuwaity ditanya,
“Ada apa dengan Suriah?”
Maka beliau menjawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.” (HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).
Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita beriman kepada Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu, tidak ada sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan karena nasionalisme dan kolonialisme yang telah memisahkan kita. Semua itu akan menjadi sampah sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat yang satu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu kenapa mesti Suriah? Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menguraikan keutamaannya, tidakkah kalian dengar hadits tentang akhir zaman?
Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan ada nanti tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman.”
Rasulullah ditanya, “Kemanakah saya harus bergabung? “
“Pergilah ke Syam.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya di negeri tersebut.” (Shahih Tirmidzi).
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya aku melihat seakan-akan tonggak al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka, aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah menuju Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman, setelah terjadi beragam fitnah, berada di Syam.” [HR. Ahmad No. 21781, Shahihut-Targhib wat-Tarhib, no. 3092].
Syam, terlihat seperti negeri lain pada umumnya. Negeri kaum muslimin yang tentram, negeri yang biasa-biasa saja. Sekarang lihatlah revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya Allah, kami hanya memiliki-Mu.”
Seluruh dunia meninggalkan mereka, semua meninggalkan, sehingga mereka sadar bahwa tidak ada kemenangan kecuali dari Allah, slogan mereka : “Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”
Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang akan diberikan Allah. Allah Ta’ala menginginkan kebaikan untuk umat ini, penundaan kemenangan. Saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan untuk umat ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah persiapkan untuk negeri ini. Setiap tetes darah akan memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘ala berfirman,
“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169).
Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal. Tetapi yang terjadi di Suriah berada ditangan umat bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar, apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah babak baru untuk umat ini. Tapi yang terjadi di Suriah adalah babak yang berbeda.
Pertama, ini adalah peperangan untuk eksistensi umat ini, dan dengan izin Allah kita akan menjadi umat yang eksis kembali.
Kedua, akibat tragedi Suriah akan ada perubahan besar menunggu umat ini. Imbas kemenangan Suriah dan kebangkitan kejayaan umat akan kembali di Suriah. Dominasi kekuatan akan berubah, dan semua kejahatan super power akan berakhir. Rencana besar yang diinginkan musuh untuk umat ini akan diberantas, dengan izin Allah. Ini jawaban pada mereka yang bertanya “Kenapa mesti Suriah?” mereka tidak memahami bahwa Suriah akan mengubah sejarah umat atas izin-Nya.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membalas, menghancurkan dan meluluh-lantakkan barisan yang berniat menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Semoga Allah Ta"ala menolong dan memenangkan perjuangan para mujahidin di negeri Syam, baik di Suriah dan Palestina. Allahumma aamiin.
*) Fursanul Izzah, Maret 2013
http://fursanulizzah.wordpress.com/2013/03/20/suriah-syam-tanda-kebangkitan-umat/
No comments:
Post a Comment