Mengapa Harga Minyak Dunia Cenderung Turun?

Mengapa Harga Minyak Dunia Cenderung Turun?

SHALE GAS

Seperti dilansir dari oilpricenet, para ahli memprediksi keberadaan gas alam cair (LNG) akan memberikan porsi sebesar 50% pada perdagangan gas internasional di 2025.

Namun, dengan penemuan shale gas di Amerika, Inggris dan China, perkiraan tersebut telah berubah karena dihasilkan triliunan kaki kubik gas dari sumber-sumber bawah tanah di daerah tersebut. Di Amerika Utara saja dapat dihasilkan shale gas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar daerah tersebut setidaknya untuk 40 tahun berikutnya. Eropa juga diperkirakan memiliki jumlah sumber daya shale gas yang besar untuk digunakan di wilayah tersebut.

Di lain sisi membuat negara-negara pengekspor minyak dan batubara ketar-ketir melihat perkembangan Shale Gas karena mengancam pasar dari Minyak Bumi dan Batubara.

Munculnya shale gas juga telah menyebabkan jatuhnya harga komoditas energi lain, terutama batubara. Harga batubara telah turun sangat drastis dari rekor tertinggi US$ 192 per metrik ton pada Juni 2008 menjadi US$ 96 per metrik ton pada September 2012.

EFEK TERHADAP HARGA MINYAK DUNIA

Laporan OPEC menyebutkan bahwa permintaan minyak mentah dunia pada 2015 diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 250 bph (barrel perhour) dari permintaan tahun sebelumnya atau sebesar 29,61 juta bph. Turunnya permintaan minyak mentah ini juga akan diikuti dengan penurunan harga minyak mentah dunia. Penggunaan dan pengembangan energi terbarukan juga akan terancam karena murahnya harga-harga sumber energi yang berasal dari minyak mentah, batubara dan gas alam.

Sementara itu pihak OPEC sebenarnya dengan mudah bisa saja menaikkan harga minyak dunia, mereka tinggal menutup keran produksi saja. Namun karena ingin menekan Amerika, maka OPEC tidak menurukan produksi minyak walaupun di harga rendah.

Kondisi saat ini menimbulkan dilema tersendiri bagi posisi harga minyak dunia yang kecenderungannya terus turun. Jika harga minyak rendah, keuntungan Arab dan negara penghasil minyak lainnya (OPEC) akan terpangkas, bahkan Venezuela bisa tumbang perekenomiannya.

Biaya produksi minyak perbarrel di negara2 Arab sebesar 30 US dollar sementara untuk shale gas di AS perbarrel ekuivalen sebesar 45 US dollar. Inilah salah satu cara Arab untuk mengalahkan dominasi shale gas milik AS. Ketika minyak berada di kisaran 40 US dollar, Arab masih mendapat keuntungan 10 US dollar, sementara shale gas merugi.

No comments:

Post a Comment