Prof. Fahmi Amhar
Kepala Riset Bakosurtanal
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. 32:5)
Apa yang saya pelajari di bangku sekolah tidak ingin semuanya hanya memuaskan secara akademis maupun bermanfaat secara praktis. Saya juga ingin semua yang saya pelajari itu memiliki makna secara spiritual, karena setelah saya mati nanti, hanya nilai kedekatan dengan Tuhanlah yang akan meninggalkan makna.
Pada 1905, Albert Einstein pada usianya yang baru 26 tahun, telah berani memunculkan sebuah teori fisika yang aneh. Salah satu dari tulisan Einstein itu membahas relativitas waktu. Menurutnya, waktu itu relatif. Sebuah makhluk yang memiliki kecepatan mendekati cahaya, atau dia berada di dekat pusat gravitasi yang besar, maka waktu baginya akan mulur.
Kalau seorang astronot melesat dengan roketnya mendekati kecepatan cahaya, maka ketika dia merasa baru menjalani penerbangannya 1 jam, orang yang di bumi mungkin sudah menghitungnya 2 jam. Bahkan bila kecepatannya semakin tinggi, atau dia mendekati black-hole, bisa-bisa dia baru merasa 1 jam, sementara orang yang di bumi sudah menghitungnya 7 tahun.
Di bulan Ramadhan ini Allah sedang mendekatkan diri-Nya pada hamba-hambanya yang terpilih. Mereka yang terpilih ini baru merasakan beramal 1 jam, tetapi nilainya sama dengan 70 jam bagi mereka yang tidak terpilih, atau bagi yang bersangkutan di luar bulan Ramadhan. Bahkan ada malam yang sangat khusus (Lailatul Qadar). Orang yang terpilih, ketika beribadah di malam tersebut, nilainya sama dengan 30.000 malam (1000 bulan, atau 83 tahun).
Di surat Al-Kahfi bahkan Allah mengisahkan sekelompok pemuda, yang mengalami dilasi waktu lebih ekstrim lagi. Mereka baru merasakan tidur di dalam gua sehari atau bahkan setengah hari. Tetapi orang-orang di luar gua mencatatnya 309 tahun. Ketika mereka keluar dari gua, semua orang durhaka yang pernah ingin membunuh mereka sudah meninggal lama, tergantikan dengan orang-orang yang bertaqwa.
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya diantara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang diantara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Rabb kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. (QS. 18:19)
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). (QS. 18:25)
Para malaikat bahkan naik ke langit dalam sehari (membawa doa yang kita panjatkan) yang lamanya 1000 tahun atau 50.000 tahun dalam ukuran manusia.
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. 32:5)
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (QS. 70:4)
Karena itu marilah kita menjadikan bulan Ramadhan ini bulan latihan mendekatkan diri kepada-Nya. Allah telah berjanji, "Barangsiapa mendekati-Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta. Barangsiapa mendekati-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari".
Waktu hidup kita yang sebenarnya, tergantung dari sedekat apa kita kepada Sang Pemilik Waktu, yaitu Allah SWT, atau secepat apa kita berusaha mendekati-Nya, yakni dengan bersegera memenuhi segala seruan-Nya, menjalankan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.
No comments:
Post a Comment