Andai Hidayah Bisa Dibeli
Andai hidayah itu bisa dibeli di pasar-pasar, aku siap bekerja keras membanting tulang siang dan malam, mencari uang yg sebanyak-banyaknya, agar aku bisa membeli hidayah yg sebanyak-banyaknya pula.
Lalu aku berikan pada keluargaku, karib kerabatku, tetanggaku, teman-temanku, serta siapa saja yg aku cintai dan kuinginkan kebaikan baginya.
Namun...
Hidayah tak bisa dibeli. Hidayah tak dijual. Hidayah tak bisa ditebus dengan segepok uang, tak pula dengan segunung emas permata. Hidayah tak bisa dihadiahkan.
Sebab, hidayah ada di tangan Allah. Milik Allah. Haknya Allah. Terserah kehendak Allah, dianugerahkan kepada siapa.
Hidayah tidaklah diberikan kepada orang yang banyak uang. Namun, Allah karuniakan kepada orang yang tulus mencintai, mencari, serta mempelajari al-Haq.
Allah Maha Tahu, siapa dari kalangan hamba-Nya yang pantas beroleh hidayah.
Yakni hamba yg memang hati nuraninya menghendaki kebaikan untuk dirinya, untuk kebahagiaan akhiratnya. Hidayah akan sulit diraih oleh jiwa yang sombong terhadap kebenaran, serta merasa tak butuh kepada kebaikan dirinya dalam hidup di dunia dan akhirat.
Maka...
Bila engkau hingga hari ini belum mengecap manisnya hidayah, belum berpijak di atas al-Haq, periksalah jiwamu.
Barangkali jiwamu congkak terhadap kebenaran, barangkali malas mencari dan mempelajari kebenaran, hingga hidayah itu tak jua menyapamu.
"Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hab lanaa min ladunka rahmah innaka Antal Wahhaab."
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment