Ketika saya masih anak-anak, sekitar usia 7-8 tahunan, ada sebuah pertanyaan yang sangat naif, yaitu kenapa membaca Kitab Suci (Al-Quran), harus dari kanan ke kiri, tidak seperti membaca bacaan pada umumnya. Pertanyaan ini tidak pernah saya tanyakan pada orang lain, karena pasti bakal 'merepotkan' pihak yang ditanya. Seiring dengan bertambahnya usia, maka sudah tentu saya mendapatkan pendidikan berbagai disiplin ilmu di sekolah-sekolah umum, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.
Di tingkat SMP juga SMA, untuk pelajaran agama, kembali ada pertanyaan yang naif. Yaitu, mengapa Thawaf (mengelilingi Ka'bah), harus berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Alasan yang saya temukan di berbagai sumber buku adalah karena hal itu mengikuti apa yang telah dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu.
Tentu ini tidak menjawab apa yang saya maksudkan. Saya ingin tahu, kenapa arahnya seperti itu, kenapa tidak searah jarum jam saja misalnya. Ketika mempelajari ilmu-ilmu sains (fisika, kimia dan geografi alam semesta), ada fenomena-fenomena menarik yang saya cermati.
Berdasarkan penelitian, ternyata setiap benda terdiri dari unsur-unsur terkecil yang disebut atom. Atom itu sendiri terdiri dari inti atom (proton dan neutron) dan elektron-elektron yang mengelilinginya. Yang menarik adalah arah putarnya ternyata berlawanan dengan arah putar jarum jam!
Atau secara dua dimensi dari kanan ke kiri. Fenomena ini mengingatkan lagi soal pertanyataan arah putaran thawaf dan arah bacaan Kitab Suci. Fenomena menarik kembali ditunjukkan dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pergerakan benda-benda angkasa seperti bulan, bumi, matahari, planet-planet, komet, hingga galaksi.
Kita semua pasti tahu, gerak semu matahari adalah dari Timur ke Barat. Dalam 2 dimensi, arah mata angin biasanya menunjukkan Timur ada di sebelah kanan, Barat di sebelah kiri, Utara di atas dan Selatan di bawah.
Jadi, gerakan semu matahari adalah dari kanan ke kiri. Bulan adalah satelit bumi. Bagaimana arah putarnya mengelilingi bumi? Ternyata juga berlawanan dengan arah putar jarum jam. Demikian juga gerakan bumi dan planet-planet mengelilingi matahari, berlawanan dengan arah putar jarum jam.
Matahari pun ternyata tidak diam, ia berputar mengelilingi pusat galaksi dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam. Meski orbitnya sangat lonjong, komet pun memiliki arah putar mengelilingi matahari berlawanan dengan jarum jam. Yang terakhir adalah galaksi-galaksi yang bertebaran di jagat raya, ternyata masing-masing juga berputar pada porosnya dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam. Sungguh menakjubkan.
Albert Einstein pernah mengatakan bahwa Tuhan tidak suka 'berjudi'. Maksudnya Tuhan merencanakan segala sesuatunya secara detail dengan perhitungan, tidak secara acak. Jadi, fenomena-fenomena yang diilustrasikan di atas, jelas bukan sebuah kebetulan.
Pesannya sangat jelas, yakni bahwa Tuhan ingin menunjukan keeksistensiannya. Ternyata semua sistem di alam semesta ini, mulai dari yang super mikro hingga yang maha makro, dikendalikan oleh Zat Tunggal yang Maha Besar, yaitu Allah yang Maha Tunggal.
Jadi, sekarang kita bisa mengerti, kenapa arah bacaan Kitab Suci (Al-Quran) adalah dari kanan ke kiri, juga arah Thawaf yang mengelilingi Ka'bah harus berlawanan dengan arah putar jarum jam. Jawabannya tentu ingin menyelaraskan dengan pergerakan (sebagai bentuk ibadah) komponen-komponen atau anggota-anggota sistem di alam semesta ini, yang tunduk dan patuh atas perintah Sang Penguasa Jagad Raya, Tuhan yang Maha Esa.
No comments:
Post a Comment