Suamimu
dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa,
dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu,
bahkan sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada
ibunya sendiri.
Suamimu
dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga
dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad
menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya
terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
Suamimu
ridho menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu.
Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus dihormati tiga kali lebih
besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia
merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan
yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
Suamimu
berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu padanya dengan harapan dia
mampu memberi solusi, padahal bisa saja di saat engkau mengadu itu, dia sedang
memiliki masalah yang lebih besar. Namun tetap saja masalahmu diutamakan
dibandingkan masalah yang sedang dia hadapi.
Suamimu
berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. Sedangkan engkau kadang
hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya
berkali-kali.
Bila
engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia
ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, engkau tidak
akan pernah dituntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah
hal-hal yang harus dipertanggungjawabkannya sendiri.
yang penting pengertian
ReplyDelete