Negara Kaya Bernama Indonesia

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang paling menarik di dunia. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempeng-lempeng tektonik besar.

Indonesia diapit 3 lempeng tektonik besar, lempeng2 inilah yang menjadi segala sebab ilmiah kebencanaan Geologi di Indonesia, tapi 3 lempeng inilah yang menyebabkan alasan Indonesia disebut sebagai Negara Kaya akan sumber daya dan kesuburan.

Mereka adalah lempeng Indo-Australia yang bergerak cenderung mengarah ke utara dengan kecepatan rata-rata 6,8 cm per tahun hingga 7,5 cm per tahun; kemudian Lempeng Eurasia yang cenderung pasif (tidak bergerak); dan Lempeng samudera Pasifik yang cenderung bergerak kearah barat dengan kecepatan rata-rata 12 cm per tahun. Lajur tumbukan bagian selatan ini menyebabkan adanya deretan gunung api yang seperti berjajar berurutan rapi mulai dari gunung Agam di Aceh, Kerinci di Jambi, Krakatau di Selat Sunda, menyebrang ke pulau Jawa; gunung Gede Pangrango di Bogor, Merapi di Yogya, Semeru dan Raung di Jawa Timur, gunung Agung di Bali, terus hingga ke timur gunung Rinjani di Lombok, Tambora di Sumbawa.

Indonesia punya 127 gunung api aktif dengan 5 juta populasi yang tinggal di sekitarnya. Jumlah ini membuat Indonesia jadi negara terkaya potensi energi panas bumi. 40% potensi panas bumi dunia ada di Indonesia.

Kementerian ESDM (2013) memperkirakan kapasitas seluruh cadangan dan sumber daya energi panas bumi di Indonesia mencapai 28.994 MWe (megawatt listrik). Jumlah energi tersebut, jika menggunakan BBM, setara lebih dari 200 milyar barrel minyak.

Sayangnya dari potensi besar energi panas bumi di Indonesia, baru kurang dari 4 persen saja yang telah dimanfaatkan. Tidak banyak pembangkit listrik tenaga panas bumi yang telah beroperasi di Indonesia. Dari yang sedikit tersebut antara lain : PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).

Memang sungguh disayangkan jika potensi panas bumi yang sedemikian besarnya, belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh Indonesia. Indonesia masih memilih keukeuh  dengan sumber energi berbahan bakar fosil yang berdampak besar pada pemanasan global, itupun belum mencukupi kebutuhan energi nasional.