Nasihat untuk Istri Nasihat untuk Suami

UNTUK ISTRI

Untuk semua wanita yang bergelar istri maupun yang bakal menjadi istri.....
mari kita hayati apa yang terbetik dalam syair dibawah ini:

Pernikahan ataupun Perkawinan, Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahimu, Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setakwa Ibrahim, Pun tidak setabah Ayyub,
Atau pun segagah Musa, Apalagi setampan Yusuf,
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang soleh.

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajarkan kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, Engkau penghuninya,
Suami adalah Nahkoda kapal, Engkau navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Engkau adalah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Engkau nikmati anggur singgasananya,
Seketika Suami menjadi racun, Engkaulah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatkannya.

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridha, Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Engkau akan tersentak dari alpa,
Engkau bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga.
Pun bukanlah Hajar, yang begitu setia dalam sengsara
Engkau, cuma wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi solehah. Amin.

UNTUK SUAMI

Jangankan lelaki biasa , Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita.
Tanpa mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah.
Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya.
Apalagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s tetap merindukan Siti Hawa.

Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, isteri atau puteri.
Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki,
Tetapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus, tidak mungkin mampu, hendak meluruskan mereka.

Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh DIA.
Didiklah mereka dengan panduan dariNya.

Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin serakah,
Jangan hiburkan mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita,

Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya.

Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu hati separuh kaca,
Kuatkan dengan iman perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak.
Suburkanlah, karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan.

Akan terhibur dan bahagialah hati mereka,
walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara.
Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan.
Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah kasih sayang Tuhan.
Karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki-lelaki wajah negarawan, karyawan, jutawan dan “wan-wan” lain
Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan.
Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkan.

Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan daripada perempuan yang dirusakkan oleh lelaki, sebodoh-bodohnya perempuan pun bisa menundukkan sepandai-pandainya elaki.

Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Allah.
Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki.
Kini bukan saja banyak boss telah kehilangan secretary
Bahkan anakpun akan kehilangan ibu,
suami kehilangan isteri dan ayah akan kehilangan puteri.
Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara.

Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa.
Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan, tetapi binalah kepimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah.
Jinakkan diri dengan Allah, niscaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita.

Jangan mengharap istri seperti Fatimah, jikalau pribadi belum lagi seperti Sayyidina Ali.

No comments:

Post a Comment